Masalah keamanan nasional itu sangat kompleks, jadi harus ditangani secara komprehensif dan holistik.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Wantannas Laksdya TNI Harjo Susmoro mendorong adanya penyelesaian konflik yang permanen di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut dia, penyelesaian konflik secara permanen merupakan cara untuk menjaga stabilitas keamanan dan memelihara ketertiban di Poso.
"Masalah keamanan nasional itu sangat kompleks, jadi harus ditangani secara komprehensif dan holistik," kata Harjo sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Sekretariat Jenderal (Setjen) Wantannas yang diterima di Jakarta, Jumat.
Demi mengetahui langsung situasi keamanan di Poso, Sekretaris Jenderal antannas memimpin kegiatan kajian daerah di daerah itu pada 13-15 Desember 2021.
Tujuan dari kegiatan itu, di antaranya mencari informasi mengenai perkembangan konflik di Poso dan menghimpun berbagai data yang nantinya jadi bahan menyusun strategi menyelesaikan konflik secara permanen di Poso.
Dalam kegiatan itu, Laksdya Harjo menemui sejumlah pejabat dan para pemangku kepentingan, di antaranya pejabat di kantor Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Polda Sulawesi Tengah.
Harjo, yang didampingi oleh Pembantu Deputi Urusan Sosial Budaya Kedeputian Pengembangan Brigjen TNI Yudha Fitri juga memberi pemahaman kepada para pejabat daerah setempat bahwa Wantannas berkepentingan meneliti dan menyusun laporan yang nantinya diserahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo selaku Ketua Wantannas RI.
Ia lanjut menyampaikan Wantannas sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan bertugas memberi saran dan masukan kepada Presiden terkait dengan kebijakan-kebijakan pada bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
"Wantannas juga memiliki kewenangan membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional," kata Wantannas.
Poso merupakan salah satu daerah yang jadi markas jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). MIT merupakan kelompok teror yang dianggap bertanggung jawab atas serangan dan pembunuhan empat warga sipil di Desa Lemban Tongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, pada tanggal 27 November 2020.
Beberapa tokoh sentral MIT, yaitu Qatar dan Ali Kalora tewas dalam aksi pengejaran dan adu tembak antara anggota MIT dan tim gabungan TNI/Polri.
Disebutkan pula bahwa setidaknya ada empat anggota MIT yang saat ini masih masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Tim gabungan TNI/Polri rutin menggelar razia dan menjaga ketat akses keluar masuk wilayah demi membatasi ruang gerak empat orang yang masuk DPO itu.
Baca juga: Wantannas RI dorong pendekatan persuasif selesaikan konflik di Papua
Baca juga: Wantannas sepakat Strategi Keamanan Nasional perlu diperbaiki
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021