Bekasi (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa enam dari delapan unit Closed Circuit Television (CCTV) yang dipasang di sejumlah sudut di wilayah itu tidak terfungsi setelah tersambar petir.

Operator Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Basoeki, di Bekasi, Rabu, mengatakan bahwa hal itu menyebabkan pemantauan lalu lintas di sejumlah titik terhambat hingga menyulitkan upaya penguraian kemacetan.

"Kerusakan enam unit CCTV tersebut sudah berlangsung selama dua minggu. Peristiwa kerusakannya akibat petir terjadi pada awal Mei 2011," ujarnya.

Dikatakan Basoeki, sambaran petir itu membuat kamera, video server, terminal server, dan sejumlah komponen CCTV yang dioperasikan dengan sistem nirkabel tak berfungsi akibat korsleting arus listrik. Pengaman yang sudah dipasang pun nyatanya tetap tak sanggup menangkal sambaran petir.

"Kami terpaksa melakukan arahan penanganan lalulintas secara manual melalui frekuensi radio," ujarnya.

Padahal jika CCTV berfungsi, kata dia, petugas di ruang pusat kontrol, Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur, bisa mengatur lama lampu hijau menyala di titik yang volume kendaraannya sedang tinggi. Dengan demikian kepadatan lalu lintas dapat terurai tanpa petugas terjun langsung ke lokasi.

Keenam unit CCTV rusak yang berlokasi di simpang Bekasi Barat, Kali Malang, Pekayon, Rawa Panjang, Kayuringin, dan GOR Bekasi ini mendesak untuk segera diperbaiki.

Sebab tingkat kepadatan kendaraannya relatif tinggi.

Menurut Basoeki, pihaknya sudah melaporkan perihal kerusakan tersebut kepada pihak terkait. Namun hingga kini belum ada perbaikan akibat molornya pencairan APBD 2011.

"Katanya harus menunggu dana APBD 2011 cair dulu," katanya.

Untuk tahun ini, kata dia, tidak ada rencana penambahan unit CCTV dikarenakan keterbatasan anggaran pemerintah setempat.

"Tahun ini besar anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan fasilitas lalu lintas hanya sebesar Rp250 juta. Tak hanya CCTV, tapi juga lampu lalu lintas serta rambu-rambu dan marka jalan," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011