Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhir-akhir ini terlihat agak kurus karena mengikuti diet khusus dengan menu makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi ideal pria seusianya.
Menurut Staf Khusus Kepresidenan Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, diet yang dijalani oleh Presiden Yudhoyono itu bukan untuk mengurangi makan semata, namun untuk mengatur gizi yang disesuaikan dengan usia serta kegiatan sehari-hari.
"Pak SBY mengikuti itu dengan disiplin, jadi sebetulnya bukan diet mengurangi makan, tapi mengatur gizi sesuai dengan umur dan kegiatan kita," ujarnya.
Menurut dia, diet itu harus dijalani oleh Presiden Yudhoyono karena setelah menjadi kepala negara kegiatannya lebih banyak duduk dan kurang kegiatan yang banyak bergerak.
Apalagi, lanjut Heru, Presiden Yudhoyono amat menyukai makanan ?goreng-gorengan? tetapi kurang kegiatan yang banyak bergerak.
"Kita tahunya Pak SBY kan tentara, tentara itu kan kegiatan geraknya banyak. Sekarang duduk, mikir, otaknya yang kerja, mungkin asupan makannya berbeda. Makanya, pada saat itu SBY pernah kelihatan gemuk. Nah, sekarang dibilang kurus. Memang bajunya kegedean semua karena memang kemarin menurut saya kegemukan," tuturnya.
Menurut Heru, kondisi fisik Presiden Yudhoyono dalam keadaaan terbaik selama empat atau lima bulan terakhir ini.
"Tidak usah khawatir, dulu ada berita stroke segala macam, terbalik. Sekarang, beliau dalam kondisi fit," ujarnya.
Heru tidak bisa menyebut penurunan berat badan Presiden Yudhoyono yang saat ini memang terlihat lebih langsing. Ia hanya bisa memberikan perkiraan dari penurunan berat badannya sendiri karena juga menjalani diet dengan pola yang sama dengan Presiden.
Dalam lima pekan, Heru menyebutkan berat badannya turun hingga lima kilogram karena menjalani diet dengan menu dan pola makanan tertentu.
Dengan waktu makan empat kali sehari, yaitu pukul 07.00, pukul 10.30, pukul 12.30 dan pukul 17.00, menu makanan yang diberikan harus diatur, seperti ikan, putih telur, serta tahu dan tempe dengan mengurangi konsumsi minyak goreng.
"Sebetulnya makanannya banyak, tapi diatur," ujar Heru.
Menurut dia, diet itu sebenarnya hanya dijalani selama lima pekan dan bisa diulangi lagi pada lain waktu apabila berat badan kembali naik.
Ia pun memastikan Presiden Yudhoyono tidak mengonsumsi sedikit pun obat-obatan pelangsing tubuh selama menjalani diet dengan pengaturan menu makanan tersebut.
(T.D013*P008/E001)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011