Jakarta (ANTARA News- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap seorang pelaku diduga teroris jaringan bom Cirebon yang berinisial JM di Kabupaten Karanganyar.
"Tersangka JM ditangkap pada hari Selasa (17/5) di Jalan Adi Sumarmo Colomadu, Kabupaten Karanganyar," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Rabu.
Menurut informasi tersangka JM pernah menerima 30 butir peluru kaliber sembilan milimeter dari Musala, ujarnya.
"Sebanyak 30 butir peluru tersebut diserahkan tersangka Hendro Yunanto yang telah meninggal dunia bersama Sigit," kata Boy.
Hendro adalah pengawal Sigit Qurdowi adalah pelaku teroris tewas ditembak Densus di Solo pada Sabtu dini hari (14/5) adalah kelompok Tauhid Al Jihad.
Sigit adalah orang yang mengajarkan orang merakit bom dari kelompok teroris Cirebon dan Jawa Tengah.
Saat dilakukan penangkapan dua orang teroris DPO pelaku Bom Klaten tersebut di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Solo pada Sabtu dini hari pukul 01.15 WIB.
Dari dua tersangka itu, polisi menyita dua pucuk senjata api FN, satu pucuk senjata api Baretta, satu unit granat jenis manggis masih aktif, seratus butir peluru senjata api FN.
Selanjutnya, saat pengeledahan di rumah Sigit ditemukan kira-kira 7.600 butir mur yang sudah di model tajam.
Mur yang sudah tajam itu ada yang dilapis karet kemungkinan untuk "ketapel" atau campuran bom rakitan.
Sementara itu, tersangka Musala yang ditangkap di Slawi, di kawasan Pasar Malam, sedang berjualan.
Musala ditangkap karena diduga adanya keterkaitan memiliki dan menguasai bahan peledak dan masih diselidiki keterkaitan dengan bom di Cirebon.
Muhammad Syarif adalah pelaku bom bunuh diri di Mesjid Al Dzikro Mapolres Cirebon pada hari Jumat (15/4). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011