pemerintah daerah mengapresiasi upaya yang telah kami lakukanYogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta kembali menggelar agenda rutin tahunan yaitu pemberian penghargaan kepada seniman, budayawan hingga pelestari cagar budaya sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah terhadap upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya.
“Pemberian penghargaan kepada seniman dan budayawan dilakukan melalui proses yang panjang dan objektif. Kami berharap, para seniman dan budayawan bisa terus berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya di Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetty Martanti di sela pemberian penghargaan di Yogyakarta, Kamis.
Dinas Kebudayaan membagi tiga kategori penghargaan dengan total delapan seniman dan budayawan yang berhak memperoleh penghargaan.
Pada kategori penggiat atau pelaku seni, penghargaan diberikan kepada Angela Retno Nooryastuti yang dikenal sebagai seniman tari, CB Triyanto Hapsoro sebagai seniman film, dan Susilo Nugroho atau lebih dikenal dengan nama Den Baguse Ngarso sebagai seniman teater.
Baca juga: Kemendikbud berikan penghargaan pada 59 seniman
Baca juga: 15 seniman dan budayawan di Bantul peroleh penghargaan
Sedangkan untuk kategori penggiat atau pelaku budaya, penghargaan diberikan kepada almarhum Gunawan Maryanto sebagai penggiat teater dan sastrawan, Majalah Basis yang fokus mengarsipkan pemikiran budaya, dan Haryani Winotosastro yang menggeluti batik khas Yogyakarta.
Sementara itu, penghargaan untuk kategori pelestari cagar budaya diberikan kepada Erwito Wibowo sebagai pelestari cagar budaya Kotagede dan RM Ibnoe Tity Murhadi sebagai pelestari nDalem Pujokusuman.
Pemberian penghargaan kepada seniman dan budayawan tersebut digelar pertama kali pada 2017 dan selalu diserahkan setiap tahun. “Menariknya, selalu ada nama-nama baru yang muncul setiap tahun. Artinya, banyak seniman dan budayawan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan seni dan budaya di Yogyakarta,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya berharap, seniman dan budayawan mampu menciptakan ekosistem budaya yang lebih baik di Kota Yogyakarta sehingga bisa mewujudkan pemajuan kebudayaan.
Selain mendapat pin emas dan plakat, setiap seniman dan budayawan yang menerima penghargaan juga mendapat dana Rp20 juta.
Baca juga: UIN Yogyakarta kolaborasi dengan para seniman gelar pameran seni rupa
Sedangkan untuk kategori penggiat atau pelaku budaya, penghargaan diberikan kepada almarhum Gunawan Maryanto sebagai penggiat teater dan sastrawan, Majalah Basis yang fokus mengarsipkan pemikiran budaya, dan Haryani Winotosastro yang menggeluti batik khas Yogyakarta.
Sementara itu, penghargaan untuk kategori pelestari cagar budaya diberikan kepada Erwito Wibowo sebagai pelestari cagar budaya Kotagede dan RM Ibnoe Tity Murhadi sebagai pelestari nDalem Pujokusuman.
Pemberian penghargaan kepada seniman dan budayawan tersebut digelar pertama kali pada 2017 dan selalu diserahkan setiap tahun. “Menariknya, selalu ada nama-nama baru yang muncul setiap tahun. Artinya, banyak seniman dan budayawan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan seni dan budaya di Yogyakarta,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya berharap, seniman dan budayawan mampu menciptakan ekosistem budaya yang lebih baik di Kota Yogyakarta sehingga bisa mewujudkan pemajuan kebudayaan.
Selain mendapat pin emas dan plakat, setiap seniman dan budayawan yang menerima penghargaan juga mendapat dana Rp20 juta.
Baca juga: UIN Yogyakarta kolaborasi dengan para seniman gelar pameran seni rupa
Baca juga: Seniman sastra macapat turut meriahkan HUT ke-265 Kota Yogyakarta
Salah satu penerima penghargaan, RM Ibnoe Tity Murhadi mengatakan, penghargaan tersebut merupakan apresiasi dari pemerintah daerah terhadap upaya pelestarian yang telah kami lakukan.
“Jangan dilihat dari besar atau kecilnya nilai penghargaan yang diterima. Bagi kami, ini membuktikan bahwa pemerintah daerah mengapresiasi upaya yang telah kami lakukan,” katanya.
nDalem Pujokusuman adalah bangunan yang kini berstatus sebagai cagar budaya dan memiliki nilai historis terutama saat penjajahan. Bangunan yang dibangun pada 1900 tersebut kini juga digunakan untuk menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya.
“Ada bagian yang sempat rusak akibat gempa 2006 tetapi sudah direnovasi kembali. Biaya pemeliharaannya pun cukup besar,” katanya.
Baca juga: Lima karya seni ISI Yogyakarta dipajang di pameran Shanghai
Salah satu penerima penghargaan, RM Ibnoe Tity Murhadi mengatakan, penghargaan tersebut merupakan apresiasi dari pemerintah daerah terhadap upaya pelestarian yang telah kami lakukan.
“Jangan dilihat dari besar atau kecilnya nilai penghargaan yang diterima. Bagi kami, ini membuktikan bahwa pemerintah daerah mengapresiasi upaya yang telah kami lakukan,” katanya.
nDalem Pujokusuman adalah bangunan yang kini berstatus sebagai cagar budaya dan memiliki nilai historis terutama saat penjajahan. Bangunan yang dibangun pada 1900 tersebut kini juga digunakan untuk menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya.
“Ada bagian yang sempat rusak akibat gempa 2006 tetapi sudah direnovasi kembali. Biaya pemeliharaannya pun cukup besar,” katanya.
Baca juga: Lima karya seni ISI Yogyakarta dipajang di pameran Shanghai
Baca juga: 54 karya seni rupa berukuran mini dipamerkan di Yogyakarta
Baca juga: Seniman se-Indonesia bentuk asosiasi perupa di Yogyakarta
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021