Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 400 pengusaha Indonesia dan China yang bergerak di berbagai bidang mengadakan program promosi Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (TTI) di Xiamen, China, pada 17-18 Mei 2011 dalam upaya meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.
"Pengusaha China berkomitmen akan meningkatkan jumlah investasi mereka ke Indonesia. Terus membaiknya perekonomian Indonesia yang ditopang oleh stabilitas politik dan iklim investasi, menjadi daya tarik bagi para investor China," kata Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Beijing, Iwan Amri, di Xiamen saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Selasa.
Program TTI ini diselenggarakan oleh KBRI Beijing, KJRI Guangzhou dan KJRI Hong Kong bekerjasama dengan perwakilan BUMN-BUMN RI di China dan Hong Kong.
Dari kalangan pemerintah, Indonesia diwakili oleh wakil menteri Perindustrian, duta besar RI untuk China, pejabat BKPM, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Perdagangan, dan Pemerintah Daerah Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Batam, dan Palu.
Sedangkan dari kalangan pejabat pemerintah China diwakili oleh Walikota dan Ketua China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) serta berbagai Kepala Dinas Kota Xiamen.
Menurut Iwan, para pengusaha yang datang berasal dari berbagai bidang usaha seperti manufaktur, infrastruktur, agribisnis, perikanan, keuangan hingga pariwisata.
China, katanya, kini menjadi negara yang sangat disegani dunia karena kemajuan ekonomi dan yakin forum seperti ini akan menjadi wahana yang efektif memanfaatkan potensi kerjasama yang ada, termasuk di bidang industri yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempermudah dan memfasilitasi investasi dari dunia, khususnya RRT dengan antara lain memberikan insentif-insentif bagi para calon investor yang bersedia membangun pabrik-pabrik pengolah bahan mentah Indonesia sehingga memiliki nilai tambah.
"Kesempatan inilah yang seharusnya segera dimanfaatkan oleh para calon investor China," kata Iwan.
Dikatakan pula, promosi TTI ini merupakan bagian dari upaya menindaklanjuti hasil kesepakatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Wen Jiabao di Jakarta pada 29 April 2011, guna menaikkan volume perdagangan dua arah RI-China sebesar 80 miliar dolar AS pada 2015.
"Promosi TTI ini juga wujud dari diplomasi ekonomi secara `all-out` dari Perwakilan RI untuk mewujudkan neraca perdagangan RI-China yang berimbang dan berkelanjutan," katanya.
Langkah agresif ini diharapkan juga akan mampu mendongkrak jumlah investasi dan arus wisatawan China ke Indonesia yang pada 2011 diharapkan mencapai 635 ribu turis China.
Selain di Xiamen, program serupa juga akan dilakukan di Chongqing (Juli 2011), Hong Kong (September 2011), dan Qingdao (November 2011).
Sejauh ini, Promosi TTI terbukti efektif dalam meraih target yang diharapkan. Pada tahun 2010 misalnya, terjadi kenaikan nilai perdagangan RI-China yang sangat signifikan, yakni 42,7 miliar dolar AS dibandingkan pada tahun sebelumnya 28,3 miliar dolar AS.
Kini China menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia. Sebaliknya, Indonesia merupakan salah satu mitra dagang terpenting China.(*)
(T.A025/M012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011