Perayaan Waisak di Candi Borobudur, Magelag, Jawa Tengah dirayakan oleh ribuan umat Buddha bersama para biksu menyemayamkan api Dharma dan air suci Waisak di pelataran terbesar di Indonesia ini.
Air suci dan api yang menjadi sarana utama puja bakti detik-detik Waisak itu bersama perangkat persembahyangan lainnya mulai sekitar pukul 09.00 WIB diarak oleh umat dari Candi Mendut menuju Borobudur dengan berjalan kaki sepanjang sekitar tiga kilometer.
Pada pukul 10.39 WIB rombongan peserta prosesi tiba di pelataran candi dari tatanan sekitar dua juta batu andesit yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra.
Air suci diletakkan di sejumlah kendi dan ditandu oleh sejumlah orang, sedangkan api di obor dibawa menggunakan kendaraan yang dihiasi antara lain patung Sang Buddha dan rangkaian bunga. Saat tiba di pelataran itu, sejumlah orang mengusung api dan air suci tersebut menuju altar.
Beberapa biksu sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) mengusung dengan tandu relik Sang Buddha menuju ke altar Candi Borobudur yang dipasangi patung Sang Buddha warna kuning keemasan, rangkaian bunga dan buah, serta lilin panca warna. Mereka kemudian memanjatkan doa, parita, dan sutra secara takzim.
Sementara perayaan Waisak di Palembang berlangsung sederhana tanpa ada upacara khusus ataupun kegiatan istimewa.
Menurut Fenddy, salah seorang panitia, perayaan tahun ini tidak ada yang khusus, para jemaat hanya melakukan sembahyang yang dipimpin oleh Romo Hasan Effendi dan Juniarti Salim.
Para jemaat selain memenuhi rumah ibadat tersebut, juga bagian halaman depan oleh pihak panitia digelar tikar karena tidak tertampung lagi di dalam ruangan.
Dijelaskannya, para jemaat rutin setiap tahun merayakan Tri Suci Waisak sebagai perayaan atas kelahiran Sidharta Gautama, Sang Buddha mencapai kesempurnaan, dan mangkat Buddha Gautama ini.
Sedangkan di Bengkulu, para Umat Buddha menggelar ibadah "Kheng" sebelum memasuki ibadah prosesi meditasi memperingati Tri Suci Waisak yang akan digelar pada pukul 18.00 WIB.
"Puncak peringatan Waisak itu dilakukan pada pukul 18.00 WIB sore, tapi sejak pagi sudah dilakukan ibadah Kheng yaitu pengagungan dan pemujaan terhadap Buddha," kata Romo Guna Jaya dari Vihara Buddha-Yana di kawasan Kampung China, Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu.(*)
(T.J008/J006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011