Jakarta (ANTARA News)- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan agar mekanisme kerjasama antara pemikir-pemikir di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bisa didorong dan tidak mengedepankan ego kepintaran masing-masing. "Ada resources di Bappenas tetapi masalahnya adalah kemauan untuk duduk bersama," kata Menkeu dalam sambutannya pada peringatan Ulang Tahun Bappenas ke-54, di Jakarta Sabtu. Ia menambahkan itu menjadi tugas berat dari seorang Menteri Negera Bappenas yang juga adalah Kepala Bappenas. "Kalau ia tidak bisa melakukan itu bagaimana mungkin sektor riil bisa diajak duduk bareng untuk membahas masalah-masalah yang sedang terjadi," katanya. Ia kemudian menyebut Bappenas sebagai dapur kotor pemerintah karena Bappenas menjadi tempat perencanaan semua program. Sementara itu Mantan Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan JB Sumarlin mengatakan saat ini fungsi Bappenas hanya terbatas pada perumusan program. "Peran Bappenas seperti dikurangkan. Fungsi pengendalian dan pengurusan proyek-proyek praktis tidak ada hanya pada perumusan program," katanya. Ia menambahkan dengan fungsi demikian untuk menjadi lembaga yang effektif Bappenas harus bekerjasama dengan Depkeu, Bank Indonesia serta Lembaga Keuangan lainnya. "Itu merupakan kekuatan besar untuk menghadapi kasus-kasus yang ada," katanya. JB Sumarlin yang pernah menjadi Kepala Bappenas pada tahun 1968 mengatakan Bappenas diharapkan berperan untuk mengingatkan Bulog untuk ikut berperan untuk menyelesaikan krisis pangan di daerah yang terkena bencana alam. "Perlu seseorang untuk mengingatkan Bulog untuk langsung berperan dalam pengadaan pangan di daerah banjir dan tanah longsor, dan peran itu diharapkan dari Bulog," katanya. Sedangkan salah satu peletak dasar ekonomi Indonesia, Widjojo Nitisastro mengatakan Bappenas harus memiliki satu Tim yang kuat untuk mengatasi bencana alam yang terjadi belakangan ini. "Saya kuatir dengan bencana alam yang terjadi belakangan ini dulu juga ada bencana alam tetapi tidak sebanyak ini," katanya. Ia menjelaskan Bappenas harus bisa melakukan perencanaan terhadap masalah-masalah yang pasti dan tidak pasti seperti bencana alam itu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006