Jember (ANTARA News) - Tim SAR yang bekerja keras mencari korban akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Panti, Jember, Jatim hingga hari keenam (Sabtu, 7/1), memperkirakan sudah tidak ada lagi mayat yang tertimbun di beberapa lokasi bencana. "Tim SAR terakhir menemukan mayat di Pasar Bunot, Desa Kemiri, Kecamatan Panti atas nama Sumiati yang diduga sebagai pedagang tahu di pasar tersebut. Setelah itu, sampai hari ini tim SAR tidak lagi menemukan mayat," kata juru bicara Satkorlak Jember, Edy B. Susilo di Jember, Sabtu. Meskipun demikian, tim SAR terus melakukan pencarian ke daerah perbukitan di pegunungan Argopuro, termasuk dua helikopter yang didatangkan dari Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Surabaya dan satu dari Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Abdurahman Saleh di Malang. Dengan ditemukannya satu mayat itu, maka korban meninggal sesuai data di Satkorlak mencapai 78 orang, dengan rincian 72 asal Kecamatan Panti, tiga orang dari Kecamatan Sumberjambe dan masing-masing satu orang dari Kecamatan Kaliwates, Arjasa dan Tanggul. Data mengenai korban meninggal ini masih simpang siur karena tim SAR menyebutkan sudah menemukan 100 lebih mayat, sedangkan Satkorlak berpendirian bahwa kemungkinan hal itu terjadi karena adanya duplikasi penghitungan korban. Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa korban selamat yang masih bertahan di lereng pegungungan Argopuro, dua helikopter TNI itu sudah empat kali mengangkut bantuan, seperti bahan makanan, obat-obatan dan pakaian. "Insya Allah, kondisi beberapa KK yang di atas selamat, selama tidak turun hujan sampai tiga hari berturut-turut seperti yang terjadi sebelum terjadinya banjir bandang dan tanh longsor ini," ujarnya. Kadis Infokom Pemkab Jember itu mengemukakan, sebenarnya tim Satkorlak dan tim SAR sudah beberapa kali membujuk agar segera turun, namun mereka tetap bertahan, karena sayang dengan hewan ternak dan harta benda lainnya. Mengenai penyakit yang diderita para pengungsi, Edy menjelaskan, sesuai data di Dinkes, hingga kini sudah ada 700 warga yang sakit dalam berbagai jenis dan sudah ditangani tim dokter. "Mereka menderita berbagai macam penyakit, seperti diare, ISPA dan gatal-gatal. Untuk sementara tim kesehatan hanya menangani penyakit ringan semacam itu," ungkapnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006