Seperti yang tampak di SMA favorit di ibu kota Provinsi Bali itu, antara lain di SMAN 1, SMAN 3 dan SMAN 4 Denpasar.
Mereka tampak berkumpul sambil berbincang dengan rekan ataupun guru di sekitar halaman sekolah. Semuanya tampak ceria karena nilai rata-rata kelulusannya tinggi.
Tidak hanya peserta UN yang berpakaian adat, namun semua civitas akademika di sekolah tersebut menggunakan pakaian khas untuk upacara keagamaan Hindu.
"Hal ini merupakan tradisi yang terus kami pertahankan setiap tahun, guna menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan saat perayaan kelulusan yang dilakukan siswa," kata Kepala Sekolah SMAN 4 Denpasar I Wayan Rika di Denpasar.
Dia mengatakan, sebelumnya pengumuman pihaknya telah mengimbau kepada selurus siswa di sekolah tersebut untuk berpakaian adat ketika datang ke sekolah untuk mengetahui kelulusan.
Ternyata imbauan itu telah dilaksanakan dengan baik oleh para siswa, karena mereka menyadari tidak penting melakukan perayaan secara berlebihan dan cara yang tidak benar.
Sementara sebagian siswa lainnya merayakan kelulusan dengan melakukan konvoi keliling kota menggunakan sepeda motor secara berkelompok.
Sebelum konvoi mereka mencorat-coret bajunya, sebagai bentuk kegembiraan karena telah lulus.
Sementara Wali Kota Denpasar IB Rai Mantra imbau siswa SMA/SMK yang dinyatakan lulus untuk tidak melakukan aksi vandalisme saat meluapkan kegembiraannya.
"Mereka dapat meluapkan kegembiraannya dengan hal yang positif, seperti bersembahyang ataupun hal lainnya sebagai ungkapan rasa syukur," katanya usai meninjau hasil pengumuman UN di SMAN 4 Denpasar.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011