Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menjalin sinergi dengan dunia usaha, baik BUMN maupun swasta, dalam mendorong implementasi kemandirian pesantren sebagai program prioritas.

"Sekalipun Kementerian Agama telah memberikan bantuan modal usaha melalui bantuan inkubasi bisnis pesantren, dukungan dari dunia usaha masih tetap diperlukan," ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menag mengatakan kemandirian pesantren bisa terwujud bila didukung banyak pemangku kebijakan, utamanya dari kalangan dunia usaha.

Menurutnya, dukungan dunia usaha akan mampu mempercepat pesantren dalam mewujudkan dan mengembangkan ekosistem bisnis yang produktif di pesantren dan lingkungan sekitarnya.

"Dukungan bisa dalam bentuk modal usaha atau bentuk dukungan yang lainnya. Pada waktunya nanti unit-unit bisnis yang ada di pesantren akan menjadi penggerak sekaligus daya ungkit bagi ekonomi nasional, sebagaimana yang diharapkan Presiden Jokowi," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan program kemandirian pesantren ini tidak berhenti pada 2021, tetapi akan terus berlanjut hingga 2024.

Program ini sesuai dengan Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian, ia berharap pada 2024 akan menjadi tahun kemandirian pesantren yang berkelanjutan.

Menurutnya, pada tahun anggaran 2021, Kemenag telah menyalurkan bantuan inkubasi bisnis sejumlah Rp37,4 miliar kepada 105 pesantren sasaran Program Kemandirian Pesantren.

"Kami berharap dengan bantuan stimulan tersebut pesantren dapat membangun dan mengembangkan unit bisnisnya sesuai dengan business plan yang telah disusun. Sekaligus akan semakin banyak terwujud pesantren yang mandiri, berdaya dan memberdayakan," kata Dhani.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021