Semarang (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Ma'ruf, di Banjarnegara, Sabtu, mengatakan, para korban longsor di daerah tersebut akan direlokasi di dua tempat yaitu Desa Sijeruk dengan luas tiga hektar, dan Kendaga seluas empat hektar. "Upaya relokasi ini harus secepatnya dilaksanakan, mengingat kondisi di daerah ini sering turun hujan, sementara kondisi geografis tanah di lokasi tersebut rawan longsor," kata Maruf. Dengan adanya relokasi ini, menurut Menteri Ma'ruf, selain memberi rasa aman bagi masyarakat korban tanah longsor, juga masyarakat yang terkena musibah tidak trauma akibat bencana tanah longsor. Sementara itu Bupati Banjarnegara, M Djasri mengatakan, relokasi ini akan dilakukan secepatnya, mengingat curah hujan yang masih tinggi dan ditakutkan akan terjadi longsor susulan.Pada kesempatan ini Djasri menghimbau kepada seluruh warga masyarakat yang berada di wilayah pegunungan di daerah ini terlebih para petani untuk menanam tanaman yang menyerap banyak air, karena selama ini para petani yang berada di daerah pegunungan, termasuk yang ada di Dukuh Gunungraja kebanyakan menanam tanaman yang tidak bisa menyerap banyak air. Menurut bupati, kebanyakan para petani di lokasi tanah longsor menanam tanaman jenis pisang yang tidak bisa menyerap air. Saat hujan turun akibatnya banyak kandungan air yang terserap oleh tanah, karena air tidak tertahan, maka dapat mengakibatkan longsor. Mengenai tata ruang di Dusun Gunungraja, Bupati Banjarnegara mengatakan, kurang baik dan rawan terhadap longsor. Ini terjadi, karena para petani di daerah ini banyak menebangi pohon tanaman keras yang mampu menyerap air di lahan pekarangannya kemudian diganti dengan tanaman pisang. Gubernur Jateng H. Mardiyanto membenarkan pendapat Bupati Banjarnegara bahwa tata ruang para petani di lokasi pegunungan di daerah itu kurang baik, dan beberapa daerah di Banjarnegara memang rawan longsor. Korban tanah longsor di Dukuh Gunungraja, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, memasuki hari ke empat, Sabtu (7/1) tercatat 58 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006