Kupang (ANTARA News) - Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Clemens Meba mengatakan, hasil Ujian Nasional tingkat SMA sederajat yang sudah disampaikan kepada publik harus menjadi permenungan bersama.
"Hasil UN ini harus menjadi permenungan bersama. Tidak hanya guru dan pengelola sekolah tetapi juga orang tua dan masyarakat. Kita tidak perlu saling mempersalahkan," kata Clemens Meba, di Kupang, Senin terkait hasil UN.
Berbagai kalangan di NTT menilai, hasil UN di daerah itu tahun ajaran 2010-2011 belum maksimal karena tingkat kelulusan dianggap terlalu rendah dibanding daerah lain di tanah air .
Dia menambahkan, hasil ujian nasional memang yang menempatkan NTT pada posisi terendah secara nasional tetapi secara umum cukup menggembirakan karena hasil UN tahun ini melebihi target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi NTT yakni 90 persen.
"Target kita 90 persen. Artinya 10 persen yang tidak lulus tetapi kalau kelulusan mencapai 96,44 persen maka jumlah yang tidak lulus kurang dari empat persen dan itu bagi kami cukup mengembirakan," katanya.
Artinya, upaya yang dilakukan selama ini membuahkan hasil walaupun dinilai banyak orang sebagai hasil yang belum maksimal karena menempatkan NTT pada posisi terendah secara nasional, kata Clemens Meba.
Hal ini karena kerja keras yang dilakukan selama ini telah menunjukkan hasil, karena ada peningkatan prosentase kelulusan dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun ajaran 2009/2010 misalnya, dari 38.069 siswa SMA/MA/SMK di NTT yang mengikuti Ujian Nasional (UN), hasil kelulusannya mencapai 70,2 persen.
Artinya, dari 38.069 siswa peserta UN SMA, yang lulus sebanyak 26.724 siswa. Dengan demikian, ada 11.345 siswa SMA/SMK/MA di NTT yang tidak lulus UN tahun itu.
Jika dibanding hasil kelulusan SMA 2008/2009 berarti ada kenaikan 7,5 persen, dimana persentasi kelulusan tahun 2008 (jumlah siswa 29.688, Red) adalah 62,75 persen.
Karena itu, jika pada tahun ajaran 2010-2011 ini, jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 1.813 siswa maka prosentase kelulusan juga mengalami kenaikan dari 70,2 persen menjadi 96,44 persen, katanya.
Walaupun demikian, hasil yang diperoleh tahun ini tidak boleh membuat para guru dan pengelola sekolah merasa bangga dan terlena tetapi harus bekerja lebih giat untuk meraih prestasi yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang. (B017/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011