Sentani (ANTARA News) - Wisatawan Jepang yang berkunjung ke Papua, ternyata bukan untuk bersenang-senang saja tetapi juga berziarah ke tempat-tempat gugurnya nenek moyang mereka dalam medan perang Perang Dunia II.
Konsultan Parawisata Kabupaten Jayapura Mian Simanjuntak mengatakan di Sentani, Senin, sesuai dengan kepercayaan orang Jepang, dimana mereka meninggal maka arwahnya pun tinggal di situ, sehingga keluarga yang ditinggalkan harus berziarah dan berdoa di tempat tersebut.
"Mereka datang ke sini bukan untuk bersenang-senang, dengan mengunjungi tempat-tempat wisata seperti ke Wamena, tetapi datang mencari makam orang tuanya," katanya.
Ia mengatakan, untuk menjaga tempat-tempat yang dianggap pemakaman tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II di Bumi Khenambai Umbai ini, pemerintah daerah membangun tugu secara permanen.
Seperti di Distrik Depapre ada tugu MacArthur dan pemakaman massal Tentara Jepang di Genyem, Distrik Nimboran, dan beberapa tempat lainnya.
"Sebenarnya mereka berkeinginan untuk memindahkan tengkorak orang tuanya itu ke negaranya, tetapi kita berusaha jangan sampai itu terjadi, kita biarkan saja di situ supaya mereka selalu datang walaupun hanya untuk berziarah," ujarnya.
Hanya saja, diakui Mian, pihaknya terbentur dengan masalah biaya untuk membangun tugu-tugu karena untuk membangun yang lebih baik memerlukan dana yang cukup besar.
Seperti di Genyem, kata dia, pihaknya sudah mempunyai konsep yaitu membangun monumen sejarah peninggalan Perang Dunia II, seperti di Kabupaten Biak, namun itu memerlukan anggaran yang cukup besar.
Sementara dana pemerintah daerah sangat terbatas, khususnya untuk pengembangan parawisata apalagi Kabupaten Jayapura saat ini terus membenahi keparawisataan karena setiap tahunnya menggelar pesta akbar budaya Festival Danau Sentani (FDS) yang sudah memasuki tahun ke-4. (HLM/R007/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011