Damaskus (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Suriah Ahad mengutuk kejahatan yang dilakukan Israel terhadap rakyat di Dataran Tinggi Golan, wilayah Palestina dan Lebanon selatan, serta mendesak masyarakat internasional agar Israel bertanggung jawab penuh atas tindakan itu, kata kantor berita resmi SANA.
Ratusan orang Palestina Ahad berusaha untuk menyeberangi garis pemisah antara Israel dan Suriah ketika mereka ditembaki serdadu Israel.
"Gerakan Rakyat" Ahad adalah hasil dari pengabaian Israel terhadap resolusi internasional, terus berlanjut dengan perampasan tanah dan hak-hak, penghindaran dari prasyarat perdamaian yang adil dan komprehensif mereka, kata SANA mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri negara itu.
Menurut SANA, dua warga Palestina tewas dan 72 lainnya luka-luka dalam serangan tentara negara Yahudi itu terhadap warga Arab yang memperingati Hari Nakba di Desa Eid El-Tina di sisi Suriah di perbatasan Suriah-Israel, dan di Desa Syams Majdal di Golan yang dicaplok Israel.
Kepala sebuah rumah sakit di Provinsi Quneitra, Mamdouh Abaza mengatakan para korban itu menderita luka sedang sampai parah, dan kebanyakan dari mereka memiliki gejala sesak napas sebagai akibat tembakan gas air mata, menurut SANA.
Garis pemisah tersebut diawasi oleh Pasukan Pengamat Perserikatan Bangsa Bangsa (UNDOF) yang dikirim ke Dataran Tinggi Golan yang dipersengketakan pada akhir perang 1973, untuk menjaga gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan dan menjaga menenangkan situasi yang melibatkan antara Suriah dan Israel.
Para warga Palestina menanggapi seruan-seruan yang dibuat oleh kelompok-kelompok Palestina, yang mendesak orang Palestina untuk berunjuk rasa ke Israel guna memperingati Hari Nakba, ketika ratusan ribu warga Palestina terusir dari tanah air mereka pada tahun 1948 dan negara Israel didirikan.
Suriah telah lama berdiri di samping hak-hak Palestina dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mengembalikan "hak-hak sah mereka dan merebut tanah air mereka," kata pernyataan itu, demikian Xinhua/OANA melaporkan. (AK/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011