Jakarta (ANTARA) - Plt Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ferdinand Mahulette mengatakan Kampanye Literasi Keamanan Siber (KLiKS) BSSN dan Literasi Pengendalian Informasi (Dalinfo) merupakan upaya pihaknya membangun keamanan siber bagi anak.
“Kami dari BSSN punya upaya untuk membangun keamanan siber bagi anak Indonesia dari kejahatan transnasional, yaitu Kampanye Literasi Keamanan Siber atau disingkat KLiKS BSSN dan Literasi Pengendalian Informasi atau Literasi Dalinfo,” ujar Ferdinand Mahulette.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam webinar nasional bertajuk “Pencegahan Kejahatan Siber pada Anak” yang disiarkan langsung di kanal YouTube Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dipantau dari Jakarta, Rabu.
Kedua kegiatan kampanye dan literasi itu, lanjut Ferdinand, juga menjadi wujud hadirnya negara untuk membangun keamanan siber bagi anak Indonesia dari kejahatan transnasional, seperti pornografi dan eksploitasi anak melalui internet yang melibatkan pelaku lintas negara.
Kegiatan tersebut pun memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Ferdinand menjelaskan tujuan jangka pendek kegiatan KLiKS BSSN dan Literasi Dalinfo adalah meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang keamanan siber. Lalu, tujuan jangka panjangnya adalah membentuk budaya kesadaran keamanan siber.
Di samping itu, Ferdinand Mahulette juga memaparkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan anak ketika bermain internet.
Pertama, ucap dia, diperlukan komunikasi dan edukasi dari orang tua terkait penggunaan internet secara tepat kepada anak-anaknya. Kedua, orang tua perlu pula memberikan batasan penggunaan internet yang jelas kepada anak-anak, terutama di era pandemi COVID-19.
“Di era pandemi ini, semuanya ada di internet, semuanya menggunakan internet, marilah kita memberikan batasan yang jelas kepada anak-anak dalam menggunakan internet,” imbau Ferdinand.
Upaya ketiga adalah mengarahkan anak-anak untuk berteman dengan teman sebayanya. Kemudian yang keempat, orang tua perlu memberikan hukuman saat anak melanggar peraturan yang dibuat terkait penggunaan internet.
Selanjutnya, ada pula upaya berupa parental control. Menurut Ferdinand, parental control berarti orang tua berperan besar membentuk karakter anak saat menggunakan internet, bahkan di media sosial.
“Kemudian, orang tua harus memberikan contoh dan teladan dan mem-filter akses anak saat menggunakan internet,” tambah Ferdinand Mahulette.
Baca juga: BSSN dorong pengembangan pusat data dalam negeri
Baca juga: Anggota DPR minta KPU pastikan keamanan siber jelang Pemilu 2024
Baca juga: Instagram luncurkan fitur-fitur keamanan untuk remaja
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021