Mengapa harus membangun jalan tol sementara jalan trans Kaltim rusak parah?
Samarinda (ANTARA News) - Warga pedalaman Kalimantan Timur (Kaltim) menolak rencana pemerintah membangun jalan tol ruas Samarinda-Balikpapan.
"Mengapa harus membangun jalan tol sementara jalan trans Kaltim rusak parah?" kata Rudi, seorang warga Kecamatan Bengalon, Minggu.
Pembangunan jalan tol yang menelan anggaran Rp6 triliun tersebut hanya proyek mubazir dan tidak dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat di pedalaman.
"Seharusnya, pemerintah memprioritaskan perbaikan jalan trans Kaltim yang menghubungkan Kota Samarinda dengan Kabupatan Kutai Timur dan Kabupaten Berau sebab jalur ini merupakan akses perekonomian masyarakat di pedalaman. Jika jalan ini mulus, distribusi sembako dan bahan bakar tentunya berjalan lancar sehingga harganya tidak melambung seperti sekarang," katanya.
"Apalagi, jalur Samarinda-Balikpapan masih layak sehingga jika hanya dianggap sudah terlalu padat semestinya kualitas jalan saja yang diperbaiki misalnya dengan menambah luas dan bukan justru membuat jalan tol yang biayanya jauh lebih mahal dan manfaatnya bagi kami juga tidak ada," ungkap Rudi.
Proyek jalan tol sepanjang 99 kilometer atau hanya menyusut enam kilometer dari panjang jalan Samarinda-Balikpapan yakni 115 kilometer akan menelan anggaran Rp6 triliun yang bersumber masing-masing Rp2 triliun dari APBD Kaltim, Rp2 triliun dana APBN dan Rp2 triliun lagi rencananya dari pihak ketiga.
Beberapa sopir truk pengangkut sembako ke pedalaman Kaltim yang ditemui saat terjebak kubangan lumpur di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, juga mengaku menyayangkan rencana pemerintah membangun jalan tol tersebut.
"Jalan tol hanya dinikmati orang kaya, sementara kami yang setiap harus harus berkubang lumpur akibat jalan rusak dan tidak merasakan manfaat jalan tol itu. Jadi kami menilai jalan tol tersebut hanya untuk kepentingan orang tertentu saja," ungkap seorang sopir truk, Syaiful.
Hal senada dikatakan sopir angkutan antar kota, Ahmad Hamid, ditemui saat berupaya membantu menarik dua mobil yang terjebak di kubangan lumpur di kawasan Hambur Batu, Kecamatan Bengalon.
"Pemerintah seharusnya bisa melihat langsung kondisi jalan di pedalaman Kaltim dan tidak hanya membuat proyek jalan yang menurut saya kurang bermanfaat. Seharusnya, jalan ini yang diperbaiki sebab menyangkut perekonomian masyarakat di pedalaman," kata Ahmad Hamid.
Sopir lainnya, Bowo, mengatakan bus yang melayani penumpang dari Samarinda ke Kabupaten Berau sudah lama tidak beroperasi akibat rusaknya jalan sepajang kurang lebih 500 kilometer.
"Sudah lama bus angkutan Samarinda-Berau tidak beroperasi akibat kerusakan jalan," kata Bowo.
Hal senada diungkapkan beberapa warga korban banjir di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Mestinya, pemerintah lebih memikirkan hal-hal yang lebih penting, misalnya memperbaiki jalan antar kampung atau jalan antar kabupaten serta membantu korban bencana daripada harus membangun jalan tol," ungkap seorang warga Muara Kaman.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011