Para pecinta sepeda antik itu ikut menjajal rute sepanjang 26,92 kilometer dari Pulau Punjung menuju Gunung Medan

Padang (ANTARA) - Komunitas pecinta sepeda antik Dharmasraya yang tergabung dalam Dholano (Dharmasraya Ontel Lawas Antik dan Kuno) ikut meramaikan etape III Tour de PDRI yang dilepas di Lapangan Bola Pulau Punjung, Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu.

"Kami mendapat undangan untuk meramaikan Tour de PDRI dari Pemkab Dharmasraya karena itu sekarang kami ikut dalam barisan start," kata salah seorang tokoh komunitas Dholano, Suda'i di Dharmasraya, Rabu.

Para pecinta sepeda antik itu ikut menjajal rute sepanjang 26,92 kilometer dari Pulau Punjung menuju Gunung Medan, putar arah di Sikabau, kembali ke arah kantor bupati, berputar dan finish di lokasi start kembali.

Selain pecinta sepeda antik, komunitas sepeda dari Padang yang setia mengikuti Tour de PDRI sejak etape I kembali ikut dalam rombongan pesepeda mendampingi 60 peserta permanen dari TNI dan Polri.

Pebalap dilepas Kepala Dinas Pariwisa Sumbar, Novrial, Kepala Kesbangpolinmas Sumbar, Jefrinal Arifin serta Sekretaris Daerah Dharmasraya, Adlisman.

Dalam kesempatan itu Kadis Pariwisata Sumbar Novrial menyebutkan arti penting Tour de PDRI adalah untuk mengingatkan kembali masyarakat akan peristiwa PDRI atau kepanjangan dari Pemerintahan Darurat RI sebagai upaya menyambung nyawa Negara Indonesia saat Soekarno-Hatta ditangkap Belanda dalam agresi Belanda II 1948.

"Rute yang diambil melalui titik-titik yang pernah dilewati Ketua PDRI Syafrudin Prawira Negara saat mempertahankan negara selama 207 hari di rimba-rimba Sumatera Barat," katanya.

Kepala Kesbangpolinmas Sumbar, Jefrinal Arifin mengatakan sembari mengingatkan kembali titik-titik penting yang dilewati pejuang PDRI, tim sekaligus mendata dan menginventarisir kondisi peninggalan sejarah yang masih tersisa.

"Kita berharap ke depan, peninggalan ini bisa kita pugar kembali sehingga layak untuk dikunjungi," katanya.

Sekretaris Daerah Dharmasraya, Adlisman menyebut ketika peristiwa PDRI, satu titik di Sungai Dareh Dharmasraya menjadi tempat pertemuan pejuang PDRI. Tempat yang disebut pasanggrahan itu saat ini masih ada, namun butuh dilakukan pemugaran kembali.

"Kami mendorong upaya pemugaran tersebut sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan wacana wisata sejarah PDRI di Sumbar," ujarnya.

Pada etape selanjutnya, pebalap akan dilepas di Sumpur Kudus, Sijunjung yang juga merupakan salah satu titik penting sejarah PDRI.
Baca juga: Meniti sejarah di Etape II Tour de PDRI 2021
Baca juga: Gubernur : Tour de PDRI ajang baru bukan pengganti TdS
Baca juga: MSI Sumbar: Sejarah PDRI harus masuk kurikulum nasional

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021