Seharusnya persoalan ini didalami dulu"Bekasi (ANTARA News) - Rektor Universitas Islam As Syafi`iyah Tutty Alawiyah menilai Menteri Agama Suryadharma Ali terlalu cepat mengambil kesimpulan mengenai keterkaitan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan Negara Islam Indonesia (NII).
"Menurut saya, Menteri Agama terlalu cepat mengambil kesimpulan. Meskipun bisa saja kesimpulan tersebut benar, tetapi itu terlalu cepat. Seharusnya persoalan ini didalami dulu," katanya di Bekasi, Minggu, usai pembukaan Seminar Internasional Tentang Islam dalam rangka Tasyakur Milad ke-30 Badan Kontak Majelis Taklim (MBKT).
Menurut Tutty yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia, Menteri Agama seharusnya menunggu hasil penelusuran atau proses-proses yang sedang dilakukan untuk memastikan kaitan Al Zaytun dengan NII.
Sebelumnya, Menag mengatakan tidak ada kaitan antara Ponpes Al Zaytun dengan organisasi NII karena ponpes itu menanamkan sikap toleransi.
"Sangat susah untuk mengaitkan bahwa ponpes Al Zaytun punya kaitan dengan organisasi NII yang bersifat radikal," kata Suryadharma Ali saat jumpa wartawan di Ponpes Al Zaytun, Rabu sore (11/5).
Ketika ditemui di Kantor Kepresidenan, Jumat (13/5), Suryadharam membantah ada pertentangan atau berbeda pendapat dengan MUI mengenai keterkaitan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan gerakan NII.
Suryadharma menjelaskan Kementerian Agama meneliti dari aspek pendidikan, sementara MUI meneliti dari sisi pendidikan dan kepemimpinan.
Dia menjelaskan, Kementerian Agama dan MUI memiliki pendapat sama tentang aspek pendidikan di Al Zaytun. "Yaitu, tidak ada keterkaitan lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII," katanya.
Namun, kata Suryadharma, MUI melihat ada kaitan antara Al Zaytun dan NII, terutama dari sisi kepemimpinan.
Menteri agama mengaku telah bertanya langsung kepada pemimpin Al Zaytun, Panji Gumilang, tentang dugaan keterkaitan dengan NII ini.(*)
ANT/H017
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Anak SD kalo hanya bilang menentang juga bisa. Tapi apakah ada perjuangan yang riel di gedung DPR dan di Departemen Agama, agar semua aliran Sesat harus dimusnahkan dari Bumi Pertiwi.
Bahkan Menteri ini juga, datang ke Al Zaytun bilang tak ada bukti penyimpangan disana.
Ya datangnya dengan resmi dan dengan rombongan lagi.
Datang donk dengan diam-2. Dan yang diutus kesana bukannya orang-2 yang wajahnya dikenal (publik figur) dan bukan pula petugas2 yang ABS.
Karena waktu kami kesana entu anak-2 sekolah saat waktu shalat pada ngak shalat. Waktu ditanyakan ke tukang kebun, bahwa sekarang masih periode Jahiliyah/Mekkah dan belum hijrah, sehingga belum wajib shalat. Tukang kebunnya pun kagak shalat.
Lebih profesional dan rasionalistis donk dikit.
Jika melihat kurikulumnya memang tak ada yang salah. Tapi gimana kegiatannya.
Makanya datang dengan diam-2, kalau perlu nginap atau pura-2 jadi anggota baru disana barang tiga bulan disana. Baru jelas gimana Al-Zaytun itu.
Padahal semua korban sudah menunjuk kesana. Kok masih kagak percaya.
Yang dipercaya hanyalah kegiatan-2 ceremonial belaka.
Mau dibawa kemana Islam ini