Seoul (ANTARA) - Korea Selatan melaporkan 7.850 kasus baru virus corona pada Selasa (14/12), yang merupakan kasus infeksi harian tertinggi yang disebabkan jumlah infeksi di antara orang-orang yang sudah divaksin terus melonjak.
Jumlah pasien COVID-19 di Korsel yang dalam kondisi serius juga mencapai tingkat tertinggi baru, yakni 964 orang.
Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum pada Rabu memperingatkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menerapkan kembali pembatasan jarak yang ketat termasuk larangan pertemuan dan jam malam untuk kegiatan makan di tempat makan.
Pengumuman resmi untuk aturan pembatasan baru diperkirakan akan disampaikan pada Jumat (17/12).
Baca juga: Korsel laporkan tambahan tiga kasus Omicron
Penghitungan harian kasus COVID di Korsel melonjak melewati 7.000 kasus untuk pertama kalinya pekan lalu, hanya beberapa hari setelah melewati angka 5.000 kasus.
Hal itu menambah tekanan yang semakin besar pada kapasitas layanan medis di Korea Selatan.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KDCA), total infeksi virus corona dalam pandemi sejauh ini telah meningkat menjadi 536.495 kasus, termasuk 128 kasus varian Omicron, dengan 4.456 kematian.
Korea Selatan sejauh ini telah memvaksin lengkap lebih dari 94 persen populasi orang dewasa di negara itu.
Korsel saat ini mempercepat kampanye yang sedang berlangsung untuk mempromosikan suntikan vaksin penguat (booster) dengan memperpendek jarak waktu untuk segala usia.
Namun, jumlah kasus baru COVID-19 telah meningkat sejak pihak berwenang melonggarkan aturan pembatasan pada November sebagai bagian dari kebijakan "hidup berdampingan dengan COVID-19".
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel kembangkan teknologi "facial recognition" lacak kasus COVID-19
Baca juga: Pertama kali kasus COVID-19 Korsel capai 7.000 lebih
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021