Islamabad (ANTARA News) - Anggota parlemen Pakistan berkeras bahwa serangan personel pasukan komando AS yang menewaskan Osama bin Laden tak boleh terulang dan serangan pesawat tanpa awak terhadap gerilyawan di dekat perbatasan dengan Afghanistan juga harus diakhiri.

Resolusi dikeluarkan setelah sidang parlemen selama 10 jam. Para anggota parlemen Pakistan membahas situasi yang muncul dari aksi sepihak AS di Abbottabad, kota garnisun di bagian utara negeri tersebut, tempat pasukan khusus Navy Seal menembak hingga tewas pemimpin Alqida itu pada 2 Mei lalu.

Pakistan bersumpah akan mengkaji kerjasama intelijen dengan Amerika Serikat setelah pengungkapan yang memalukan bahwa Osama bin Laden telah tinggal lama dalam jarak kurang dari satu mil dari salah satu akademi militer negeri itu di Abbottabad.

Kepala lembaga intelijen Pakistan Ahmad Shuja Pasha yang juga Kepala Operasi Militer dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara telah mengajukan permohonan pengunduran diri sehubungan serangan itu usai memberi penjelasan kepada anggota parlemen sebelum mereka mengeluarkan resolusi, kata beberapa sumber parlemen kepada AFP.

Namun Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani dan Kepala Staf Angkatan Darat Ashfaq Kayani mendesaknya tetap memangku jabatan.

Perdebatan parlemen berlangsung beberapa jam setelah Taliban di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas dua bom bunuh diri terhadap satu pusat pelatihan polisi paramiliter Jumat lalu yang menewaskan 89 orang, dalam serangan besar pertama guna menuntut balas kematian Osama.

Parlemen menyeru pemerintah menunjuk satu komisi independen mengenai operasi Abbottabad, memperbaiki akuntabilitas dan menyarankan tindakan yang perlu guna memastikan peristiwa serupa tak terulang.

Anggota parlemen juga mengancam mundur dari kerjasama logistik bagi tentara AS yang ditempatkan di Afghanistan serta mengutuk serangan pesawat tanpa awak yang dioperasikan CIA.

Serangan rudal AS meningkat dua kali lipat tahun lalu; Lebih dari 100 operasi menewaskan lebih dari 670 orang, demikian perhitungan AFP. CIA jugacmenyatakan program rahasia tersebut telah beberapa kali mengganggu pimpinan Alqaeda.(*)


C003/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011