Dubai (ANTARA News) - Tokoh nomor dua Al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri meminta Presiden AS George W. Bush agar "mengaku kalah" di Irak, dan mengatakan penarikan tentara AS pada masa depan akan menjadi "kemenangan" bagi Islam, dalam sebuah video yang disiarkan Al-Jazeera, Jumat. "Bush, anda harus mengakui bahwa anda telah kalah di Irak dan bahwa anda akan kalah di Afghanistan dan bahwa anda akan segera kalah di Palestina, dengan pertolongan dan kekuasaan Tuhan," kata Zawahiri, yang duduk dengan sebuah senapan serbu di sampingnya. "Hari ini saya mengucapkan selamat dan mendoakan negara Islam itu atas kemenangan Islam di Irak," katanya, seperti dilaporkan AFP. "Anda ingat, saudara-saudara Muslim saya, mengatakan pada anda lebih dari setahun lalu bahwa kepergian Amerika dari Irak hanya masalah waktu." "Itulah mereka sekarang ...mencari dalih untuk keluar dari Irak dan mengemis untuk pembicaraan dengan Mujahidin," kata Zawahiri yang berkacamata yang terakhir terlihat di sebuah video September yang mana ia mengakui pemboman di London 7 Juli. Zawahiri, seperti pemimpin Al-Qaidah Usamah Bin Ladin, kepalanya berharga 25 juta dolar AS. "Bush mengumumkan pada akhir November, bahwa ia akan menarik (sejumlah) tentara dari Irak, tapi ia membenarkan mundurnya itu dengan mengatakan bahwa tentara Irak telah mencapai satu tingkat yang baik dan bahwa ia tidak akan mengumumkan jadwal waktu penarikan (akhir)," katanya melanjutkan. "Anda telah meletakkan jadwal waktu penarikan anda pada waktu yang lama lalu," kata Zawahiri, yang menekankan ucapannya dengan mengacungkan jari telunjuk kanan. Gedung Putih pada November mengumumkan penarikan berangsung-angsur sekitar 150.000 tentara yang sekarang ini di Irak di tengah kecaman di dalam negeri yang meningkat karena jumlah tentara AS yang tewas di Irak. Berdasarkan rencana itu, 50.000 tentara dapat pulang tahun ini dengan "sejumlah penting" sisanya akan pulang pada tahun berikutnya, meskipun Bush menolak mengatakan kapan pasukan AS mungkin meninggalkan Irak seluruhnya. Video itu menyusuli sebuah surat yang dipertalikan dengan Zawahiri, yang diperkirakan merupakan ahli ideologi penting dan pakar strategi utama dalam hirarki Al-Qaidah, serta memusatkan perhatiannya pada pemimpin Al-Qaidah di Irak, Abu Musab al-Zarqawi yang muncul ke permukaan Oktober. Surat itu memperlihatkan Al-Qaidah memposisikan dirinya pada kekalahan AS di Irak, tetapi berusaha untuk mengekang Zarqawi yang kampanye pemenggalan dan serangannya pada Muslim Syiah berongkos dukungan masyarakat pada gerakan ekstrim itu. Bagaimanapun, satu pernyataan Internet yang dihubungkan dengan Al-Qaidah menyatakan bahwa surat itu, yang Washington beri tanggal Juli, sebagai tidak benar. Dalam video Jumat, Zawahiri yang kelahiran Mesir mengritik Ikhwanul Muslimin karena mengambil bagian dalam pemilihan di Mesir tahun lalu dengan mengatakan mereka telah memenuhi keinginan Amerika agar (Ikhwan) mengakui "kehadiran Yahudi" di wilayah itu. Zawahiri mengatakan pemerintah AS telah menjanjikan pada partai Islam itu, yang menjadi kelompok oposisi terbesar parlemen menyusul pemilihan November/Desember, kekuasaan sepanjang mereka "membohongi Muslim". (*)
Copyright © ANTARA 2006