Magelang (ANTARA News) - Para biksu berasal dari beberapa dewan sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bersama umat menyemayamkan air berkah untuk perayaan Tri Suci Waisak 2011 di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
Air itu diambil oleh para biksu dan umat Buddha di sumber air Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng).
Puncak Waisak jatuh pada Selasa (17/5) ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak selama beberapa saat, mulai pukul 18.08 WIB, oleh para biksu dan umat Buddha, di Candi Borobudur.
Sekitar seratus umat Buddha turut prosesi persemayaman air berkah Wisak itu di dalam Candi Mendut yang terletak sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur.
Rombongan biksu dan umat Buddha tiba di pelataran Candi Mendut dari Umbul Jumprit, sekitar pukul 15.00 WIB. Meskipun gerimis turun saat kedatangan air berkah itu, prosesi persemayaman tetap terlihat takzim.
Mereka meletakkan air berkah yang dibawa dengan puluhan kendi itu di altar sebelah barat Candi Mendut.
Para biksu dan umat Buddha berasal dari sejumlah dewan sangha Walubi seperti Theravada, Mahayana, dan Tantrayana secara bergantian mendaras doa.
Mereka kemudian mengusung kendi berisi air berkah itu ke dalam candi tersebut.
Seorang rohaniwan Buddha, Biksu Pabakaro, mengatakan, prosesi penyemayaman air itu sebagai penyakralan air agar menjadi simbol berkah umat melalui perayaan Tri Suci Waisak 2011.
Air berkah Waisak, katanya, juga simbol atas kerendahan hati manusia. "Air ini simbol kerendahan hati," katanya.
Menurut rencana mereka akan mengambil api suci Waisak di sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, untuk selanjutnya disemayamkan di Candi Mendut.
Air berkah dan api suci itu sebagai bagian sarana penting puja bakti umat Buddha saat puncak Waisak Selasa (17/5).
Mereka akan kirab membawa air berkah dan api suci Waisak itu dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur pada Selasa (17/5) pagi.
(M029*H018/S019)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011