Singapura (ANTARA News) - Pendiri Singapura Lee Kuan Yew menyatakan pada Sabtu ia akan pensiun dari kabinet karena pemerintah tak mampu menjangkau warga setelah kehilangan sejumlah kursi dalam pemilihan baru-baru ini.
Pernyataan mengejutkan itu muncul sepekan setelah kubu oposisi melakukan terobosan besar dalam pemilihan itu yang mengakibatkan Partai Aksi Rakyat (PAP) kehilangan sejumlah kursi di parlemen. PAP telah memerintah negara itu selama lebih 50 tahun.
Goh Chok Tong, perdana menteri kedua negara kota itu setelah Lee, juga akan pensiun, demikian pernyataan yang disiarkan bersama dengan Lee.
"Kami telah mempelajari situasi politik baru dan berfikir bagaimana ini bisa berdampak pada masa depan...Sudah waktunya bagi generasi yang lebih muda untuk membawa Singapura maju dalam situasi yang lebih sulit dan kompleks," demikian pernyataan itu.
"Setelah pemilihan umum, kami telah memutuskan meninggalkan kabinet dan mempersilakan tim menteri yang lebih muda untuk menyertakan generasi muda dalam membentuk masa depan Singapura kami."
Putra Lee, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, 59, akan membentuk pemerintahan baru, diperkirakan minggu depan, setelah PAP kembali berkuasa dalam pemilihan 7 Mei lalu.
Lee, 87, yang pernah mengatakan dia lebih suka ditakuti daripada dicintai sebagai pemimpin, mengundurkan diri pada 1990 setelah 31 tahun sebagai perdana menteri tapi masih menjadi penasehat berpengaruh dalam kabinet dengan posisi menteri mentor.
Goh, yang akan menginjak usia 70 tahun bulan ini dan menggantikan Lee, menjabat menteri senior.
Lee senior menang tak tertandingi dalam pemilihan-pemilihan terakhir dan Goh mengalahkan calon oposisi untuk mempertahankan kursi di parlemen.
Kendati partai berkuasa itu meraih 81 dari 87 kursi yang diperebutkan, kubu oposisi mampu memperlihatkan kinerja terbaiknya sejak kemerdekaan Singapura pada 1965.
Menteri Luar Negeri George Yeo gagal meraih kursi di parlemen.
(M016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011