Atambua (ANTARA News) - Tiga dari lima warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan tewas ditembak di Sungai Malibaka, perbatasan Kabupaten Belu dengan Distrik Bobonaro, Timor Timur (Timtim) yang diperkirakan dilakukan oleh Polisi Timtim yang berpatroli di perbatasan dengan NTT, Jumat siang. ANTARA yang melakukan kontak dengan Danrem 161 Wirasakti Kupang, Kol Inf APJ Noch Bola dan Kapolres Belu, AKBP Ekotrio Budhiniar di Kupang dan Atambua, Jumat tengah malam, membenarkan insiden tersebut. Danrem Wirasakti mengatakan, tiga WNI eks Timtim meninggal di tempat kejadian perkara (TKP) di Sungai Malibaka yang memisahkan wilayah Kabupaten Belu, NTT, dengan Distrik Bobonaro, Timtim. Ketiganya adalah warga Desa Tohe, Kecamatan Raihat, masing-masing, Candido Mariano (26), Jose Mauhorte (38) dan Stanis Maubere (48). Ketiga warga Kabupaten Belu itu, kata Danrem, ditembak Polisi Patroli Perbatasan Timtim (UPF--Unidade Patrohamento Frontiera) di garis koordinasi taktis (TCL) di Sungai Malibaka, sekitar 25 kilometer dari Atambua. Sampai dengan berita ini disiarkan, jenazah tiga warga Indonesia itu sedang dalam upaya pencarian karena diduga diseret arus sungai hingga memasuki wilayah Timtim. Ketiganya dikabarkan jatuh bersimbah darah di Sungai Malibaka, setelah terkena tembakan UPF saat sedang memancing ikan di Sungai Malibaka. Informasi yang diperoleh dari Kapolres Belu, Ekotrio Budhiniar, di Atambua, pada Jumat tengah malam, menyebutkan, sebenarnya ada lima warga Belu yang tengah memancing di Sungai Malibaka, ketika tiba-tiba ditembak oleh UPF Timtim yang melakukan patroli di seberang Sungai Malibaka. Setelah terdengar rentetan tembakan, tiga warga Desa Tohe itu jatuh ke sungai, sementara dua rekan mereka, masing-masing Egidio dan Elias Tavares berhasil selamat dan melarikan diri. Danrem Wirasakti menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pimpinan UPF di Timtim. "Indonesia juga akan melakukan complain melalui Duta Besar RI di Dilli," kata Danrem.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006