Jakarta (ANTARA) - Vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Jakarta Utara tidak dipaksakan, tapi yang ikut telah melebihi target.
Hal itu menunjukkan adanya kesadaran dari setiap siswa dan orang tua agar anaknya terhindar dari penularan COVID-19.
Vaksinasi yang digelar di Wilayah I Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara pada Selasa, yakni di tiga lokasi yakni SD Negeri Pademangan Timur 05 (Pademangan), SD Negeri Pejagalan 01 (Penjaringan), dan SD Negeri Kebon Bawang 01 (Tanjung Priok) dan dengan target 200 siswa tervaksinasi.
“Vaksinasi ini tidak menjadi kewajiban tapi hak dari setiap siswa. Artinya tidak ada unsur paksaan dan direkomendasikan sesuai izin dari orang tua siswa,” ujar Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara Sri Rahayu Asih Subekti.
Seperti di SD Negeri 05 Pademangan Timur, meski telah tercapainya zona kuning vaksinasi dan lebih dari 79,40 persen vaksinasi pada kategori remaja, dewasa dan lanjut usia (lansia) atau berjumlah 135.923 orang, namun vaksinasi anak usia 6-11 tahun masih diikuti 83 siswa pendaftar. Keseluruhannya merupakan siswa SDN 05 Pademangan Timur.
Padahal, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pademangan Timur yang ditunjuk sebagai lokasi vaksinasi anak perdana hanya menargetkan kuota 50 peserta untuk hari ini.
“Alhamdulillah vaksinasi perdana bagi anak usia enam sampai sebelas tahun di SDN 05 Pademangan Timur ini diikuti 83 pendaftar dari target awal 50 peserta,” kata Camat Pademangan Didit Mulyadi.
Ia menambahkan, kebijakan baru vaksinasi ini didukung oleh banyak pihak. Kareba itu, diharapkan kekebalan imunitas komunal (herd immunity) terhadap Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kecamatan Pademangan semakin meningkat.
“Yang pasti vaksinasi anak ini merupakan kolaborasi bersama banyak pihak seperti dari Puskesmas Kecamatan Pademangan dan Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Utara, begitu pun kolaborasi bersama unsur masyarakat lainnya yang didukung masyarakat,” katanya.
Baca juga: Sudinkes Jaksel kejar target 11 persen warga yang belum tervaksinSambut Baik
Dimulainya kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun mendapatkan dukungan dari para orangtua murid di SDN Pegangsaan Dua 07, Kecamatan Kelapa Gading.
Kepala Sekolah SDN Pegangsaan Dua 07, Upi Rupiah mengungkapkan, orang tua murid sangat merespon baik dengan adanya vaksinasi Covid-19 di sekolah.
"Menurut saya ini hal yang positif, saya senang dan bangga karena anak-anak sudah divaksinasi COVID-19," katanya.
"Insya Allah kesehatannya semakin terjaga, penyebaran Covid-19 berkurang, dan anak-anak semuanya sehat," tutur Upi Rupiah saat ditemui dalam acara Kick Off Vaksinasi Covid-19 bagi anak di SDN Pegangsaan Dua 07, Selasa.
Hingga saat ini, ada 257 dari 350 siswa siswi dari SDN Pegangsaan Dua 07 yang sudah terdaftar dalam kegiatan vaksinasi Covid-19.
"Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan pihak orangtua murid cepat merespon tentang kegiatan vaksinasi Covid-19. Mereka juga terlihat ikut mendampingi anaknya yang akan divaksinasi di sekolah. Diperkirakan proses vaksinasi Covid-19 untuk 257 anak akan selesai hari ini. Selanjutnya menyusul untuk anak-anak yang belum divaksinasi," terangnya.
Salah satu orangtua murid di SDN Pegangsaan Dua 07, yaitu Ria Siti Maryam mengaku tidak merasa khawatir dengan adanya vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak.
"Ini hal yang baik dan sudah ditunggu-tunggu sejak adanya vaksinasi bagi usia 12 tahun ke atas. Apalagi setelah mendengar vaksin Sinovac yang akan digunakan dan itu membuat saya semakin tidak khawatir," ujarnya.
Dengan vaksinasi COVID-19, Ria berharap anak-anak akan terlindungi dari risiko penularan Covid-19. "Anak sudah divaksinasi membuat saya merasa lega karena terlindungi. Semoga dengan adanya vaksinasi Covid-19 dapat berpengaruh pada penurunan angka penularan Covid-19," katanya.
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi anak sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari virus COVID-19.
"Disuntik vaksinasi COVID-19 itu tidak sakit karena biar kita sehat dan bebas dari COVID-19. Sebelumnya saya sarapan dulu dan tadi juga saya dianterin nenek ke sekolah," kata Amira Atha Firzana (11), siswi kelas VI SDN Pegangsaan Dua 07.
Baca juga: Sudinkes Jakut sediakan stok 400 vaksin Sinovac untuk anak 6-11 tahun
Tidak takut
Selain itu, Evan (9) mengaku tidak takut dengan jarum suntik meski memang menurutnya disuntik itu agak sakit.
"Senang abis divaksin, enggak takut, cuma sakit sedikit," kata Evan sambil memegangi lengannya yang baru saja disuntik vaksin Sinovac tersebut.
Ibu Evan, Aditya mengatakan antusias mengantar Evan disuntik vaksin sebagai upaya agar anaknya itu bisa terhindar dari penularan COVID-19 saat mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Anak-anak kelas I sampai kelas VI kan sudah boleh masuk sekolah, jadi kalau ada vaksinasi ini kan buat jaga-jaga mereka biar enggak sakit," kata Aditya.
Sebelum melaksanakan vaksinasi, para siswa hanya diminta mengisi formulir dengan data pribadi dan juga menunjukkan Kartu Identitas Anak.
Kartu Identitas anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah kartu resmi anak sebagai bukti dirinya berusia kurang dari 17 tahun yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Selanjutnya anak-anak tersebut dicek tekanan darahnya menggunakan tensi meter oleh petugas Puskesmas kecamatan setempat. Jika aman, maka dilanjutkan ke proses berikutnya.
Baca juga: Orang tua dan siswa antusias ikut vaksinasi di SDN 07 Pegangsaan DuaMendampingi
Eksekusi suntikan dilaksanakan di ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS). Terdapat dua buah meja suntik dan juga ruang menunggu untuk melihat Kejadian Ikutan Pasca-Vaksinasi (KIPI).
Sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB tadi, pelaksanaan vaksinasi anak berjalan lancar tanpa ditemukan kejadian yang tidak diinginkan.
Untuk peserta vaksinasi juga disediakan layanan tes usap antigen gratis di lingkungan sekolah. Sejumlah ibu mendampingi anaknya melaksanakan tes usap antigen tersebut.
Di lokasi parkir depan pintu gerbang sekolah juga terdapat kode batang (barcode) yang bisa dipindai menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan adanya kode batang (barcode) PeduliLindungi itu untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang sudah mulai digelar, tetap aman dan terkendali dari penularan COVID-19.
Status vaksinasi pun akan terlihat di aplikasi tersebut. Jadi kalau belum vaksin, tidak bisa masuk.
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021