TV Geo melaporkan bahwa seorang juru bicara Taliban menghubungi kantor-kantor media dan mengaku bertanggung jawab atas serangan di pusat pelatihan utama Polisi Perbatasan (FC), satu pasukan milisi untuk menjaga keamanan di negara itu.
Serangan Jumat itu adalah yang paling mematikan setelah pembunuhan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden oleh pasukan khusus AS di kota barat laut Pakistan, Abbottabad, pada 2 Mei.
Al Qaida dan Taliban Pakistan telah bersumpah untuk membalas kematian Osama bin Laden.
Komandan FC, Akbar Hoti, kepada wartawan di lokasi serangan di kota barat laut Shabqadar menegaskan, bahwa 55 FC pria dan tiga warga sipil tewas sementara lebih dari 100 orang, sebagian besar personil FC terluka.
Sebelumnya, Pejabat Koordinasi Distrik Nisar Marwat mengatakan bahwa 68 personil dari kepolisian perbatasan (FC) tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka.
Saluran TV lokal mengatakan bahwa korban tewas telah mencapai 70.
FC berada di bawah pemerintah federal dan melaksanakan tugas keamanan di seluruh negeri, kebanyakan di bagian barat laut dan barat daya negara.
Kesatuan ini juga melaksanakan tugas-tugas anti-teror dan telah melakukan beberapa serangan yang berhasil terhadap gerilyawan garis keras.
Seorang petugas kepolisian di wilayah tersebut, Jehanzb Khan, mengatakan bahwa rekrutan FC yang menjadi sasaran itu telah menyelesaikan pelatihan dan seharusnya digunakan pada tugas setelah liburan 10 hari.
Sumber-sumber kepolisian mengatakan bahwa para penyerang memiliki intelijen tentang saat para petugas pria FC itu diatur untuk kembali ke rumah mereka pada hari libur, sebelum secara resmi menjalankan tugas.
Para pejabat mengatakan bahwa FC yang dibunuh itu adalah di antara 818 personil yang baru saja menyelesaikan pelatihan selama satu tahun dan siap untuk menjalankan tugas setelah liburan.
Hoti mengatakan bahwa serangan pertama dilakukan oleh seorang pengendara sepeda motor yang menghantam kelompok petugas baru, yang telah berkumpul di pusat untuk selanjutnya kembali ke asrama mereka.
Ledakan kedua terjadi hanya satu menit setelah serangan pertama.(*)
(AK/A023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011