Jakarta (ANTARA) -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa 20 aktivitas gempa bumi susulan terjadi setelah gempa dengan magnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa pukul 10.20 WIB.

Deputi Bidang Geofisika BMKG M Sadri dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta pada Selasa siang mengatakan bahwa magnitudo gempa bumi susulan paling besar 6,8 dan paling kecil 3,4.

"Setiap ada gempa besar apalagi skala di atas magnitudo tujuh itu pasti akan diikuti oleh gempa susulan. Bisa banyak, bisa sedikit, tergantung karakteristik dari suatu wilayah tersebut," kata Sadri.

"Gempa susulan ini bervariasi tapi memang skalanya mengecil. Kami mengimbau untuk seluruh masyarakat untuk tidak panik tetapi tetap harus waspada," katanya.

Kendati demikian dia mengimbau warga yang tinggal di daerah sekitar pusat gempa mewaspadai dampak gempa susulan.

"Gempa susulan dapat terus terjadi dan walaupun skalanya kecil bisa saja rumah yang kurang bagus konstruksinya bisa rubuh sehingga apabila ada yang di dalam rumah itu bisa jadi korban," katanya.

Warga yang tinggal di daerah yang terdampak gempa dianjurkan tidak langsung masuk ke dalam rumah, namun lebih dulu memeriksa kondisi bangunan tempat tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang bisa mengganggu kestabilan bangunan.

Sadri juga meminta warga yang berada di daerah pegunungan dan di sekitar tebing mewaspadai kemungkinan terjadi tanah longsor.

"Karena gempa ini cukup besar maka dampaknya juga tebing-tebing bisa longsor maka sebaiknya menghindari juga di situ, jangan dekat-dekat tebing, tidak usah naik-naik gunung dulu sampai betul-betul dijamin bahwa gempa susulan sudah selesai," katanya.

Baca juga:
Gempa bermagnitudo 7,5 di Laut Flores berpotensi timbulkan tsunami
BMKG akhiri peringatan dini tsunami akibat gempa di Laut Flores

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021