Islamabad (ANTARA News) - Pakistan mengatakan pihaknya akan meninjau kembali kerja sama dengan Amerika Serikat karena mendapat tekanan domestik yang meningkat untuk menghukum Washington karena menyerang Osama bin Laden di wilayah Pakistan.

Tidak jelas apakah tindakan Kamis itu bertujuan sebagai satu ancaman, tetapi itu jelas menunjukkan beratnya tugas yang dihadapi Senator AS John Kerry ketika bersiap-siap bertolak untuk satu misi memperbaiki hubungan yang tegang dengan sekutu Washington itu.

Washington tidak memberi tahu Islamabad bahwa satu tim elit Angkatan Laut SEAL memasuki kota garnisun Abbottabad dengan menggunakan helikopter menyerang dan membunuh Osama dan membawa mayatnya.

Serangan tersembunyi 2 Mei itu membuat situasi politik kacau di Pakistan dengan Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani menghadapi tuntutan pengunduran diri sementara sentimen anti-Amerika meningkat.

Gilani memimpin satu pertemuan komite pertahanan, Kamis yang memutuskan "melakukan satu proses antar-lembaga untuk menetapkan secara tegas parameter kerja sama kita dengan AS dalam kontraterorisme," kata satu pernyataan resmi.

Ini akan dilakukan "sesuai dengan kepentingan-kepentingan nasional Pakistan dan aspirasi rakyat," kata pernyataan itu, yang mengecam "tindakan sepihak AS yang melanggar kedaulatan Pakistan."

Washington mendesak Islamabad menyelidiki bagaimana Osama dan beberapa istri dan anak-anaknya bisa tinggal selama lima tahun dekat komplek militernya di utara ibu kota Islamabad.

Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) AS Leon Panetta secara terbuka menyatakan adanya ketidak percayaan antara sekutu-sekutu itu ketika ia mengatakan AS tidak memberitahu Pakistan terlebih dulu serangan itu karena khawatir para pejabat Pakistan akan mengingatkan pemimpin Al Qaida untuk waspada.

Dalam satu wawancara dengan majalah Time, Gilani mengutarakan berulang-ulang tentang "adanya ketidak percayaan" antara dua negara da nmenyelaskan bahwa sebagai seorang politisi yang dipilih ia harus memilih rakyat Pakistan ketimbang hubungan baik dengan AS.

"Jika opini publik menentang anda, maka saya tidak dapat menentangnya untuk mendukung anda. Saya harus mendukung opinisi publik," katanya.

Berpidato di parlemen, Senin, Gilani memperingatkan terhadap serangan-serangan sepihak AS lagi di bumi Pakistan, tetapi Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama berhak bertindak terhadap buronan-buronan di Pakistan.

"Apabila ada kepercayaan," Gilani mengatakan kepada Time," tidak akan ada masalah dalam berbagi laporan intelijen." Menjawab pertanyaan kenapa ada ketidak kepercayaan, ia menjawab "Itu bukan dari pihak kami.Tanyakan pada mereka."

Kerry menurut rencana akan tiba di Pakistan awal pekan depan untuk kunjungan tingkat pejabat paling tinggi AS sejak pembunuhan Osama, berusaha mempertahankan kemitraan penting tetapi juga mendesak satu penyelidikan intelijen.

Washington memiliki hubungan yang tidak tenang dengan Islamabad, yang mendukung kelompok garis keras Afghanstan rezimm Taliban tetapi kemudian segera berubah sikap setelah serangan 11 September 2001 oleh Al Qaida.

Sejak itu, AS memberikan bantuan senilai 18 miliar dolar kepada Pakistan. Sebagian besar untuk militer, tetapi dengan dukungan Obama,Kongres tahun 2009 menyetujui program bantuan lima tahun senilai 7,5 miliar dolar yang ditujukan untuk membangun sekolah-sekolah, jalan-jalan dan institusi-institusi demokrasi.

Pemerintah Obama memerlukan pelabuhan Karachi dan jalan-jalan untuk mengangkut pasokan bagi tentara AS di Afghanistan. AS juga menginginkan para intelijen AS tetap berada di Pakistan untuk menjamin keamanan senjata-senjata nuklirnya tidak jatuh kepada kelompok-kelompok garis keras.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011