Jakarta (ANTARA News) - Kamboja menyetujui solusi satu paket yang ditawarkan pemerintah Republik Indonesia terkait penyelesaian konflik perbatasannya dengan Thailand, demikian dikatakan oleh jurubicara Kementrian Luar Negeri Michael Tene di Jakarta, Jumat.
"Solusi Satu Paket" merupakan inisiatif penyelesaian konflik Thailand-Kamboja yang digagas Indonesia pada pertemuan trilateral Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa dengan Menlu Kamboja Hor Namhong dan Menlu Thailand Kasit Piromya pada 9 Mei lalu di Jakarta.
Setelah pertemuan di Jakarta itu, Menlu Thailand dan Kamboja berjanji akan membawa usulan Indonesia untuk dibicarakan dengan otoritas tertinggi di negara mereka masing-masing.
"Menurut informasi terbaru, pada dasarnya Kamboja sudah menyetujui rancangan yang ditawarkan Indonesia. Namun Thailand butuh waktu untuk pembahasan di tingkat kabinet yang diharapkan akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan," kata Michael.
Lebih lanjut Michael mengatakan ada beberapa butir yang ditawarkan Indonesia dalam "Solusi Satu Paket". Inti dari rancangan ini adalah meminta Thailand dan Kamboja secara sinergis dan bersamaan melakukan hal-hal yang dianggap dapat menciptakan suasana kondusif bagi terlaksananya perundingan damai.
Sebagai contoh, Thailand secara formal mengirimkan nota diplomatik yang menyetujui Kerangka Acuan mengenai pengiriman tim peninjau asal Indonesia ke daerah perbatasan Thailand-Kamboja.
Pada waktu yang sama, Thai-Kamboja mengumumkan dimulainya lagi proses perundingan damai serta merelokasi tentaranya dari daerah sekitar perbatasan.
Pada Februari 2011, konflik bersenjata Thailand-Kamboja kembali tersulut. Konflik ini dipicu isu perebutan wilayah di sekitar Kuil Preah Vihear yang berumur ratusan tahun yang diklaim oleh dua negara. Sedikitnya 17 orang meninggal dunia akibat konflik ini.
Menyikapi konflik ini, dalam KTT ASEAN ke-18 di Jakarta pada 7-8 Mei lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar Thailand-Kamboja mengedepankan proses perundingan secara damai melalui forum ASEAN.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011