New York (ANTARA News) - Harga minyak sedikit menguat dalam perdagangan yang "volatile" pada Kamis waktu setempat, "rebound" dari terjun lima persen di sesi sebelumnya karena melemahnya dolar AS, yang mendorong investor untuk membeli aset-aset berisiko.

Minyak mentah berbalik lebih tinggi (rebound) setelah euro menguat dari terendah enam minggu terhadap greenback karena pembuat kebijakan Eropa Bank Sentral (ECB) Luc Coene mengatakan kenaikan tingkat suku bunga April "tentu bukan" satu-satu peristiwa.

Pada Selasa, penurunan curam 7,6 persen bensin berjangka menyeret harga minyak mentah lebih rendah, penurunan curam yang kedua dalam sepekan, karena kekhawatiran tentang persediaan bahan bakar berkurang menjelang musim mengemudi musim panas.

"Minyak memelihara hubungan yang erat dengan dolar untuk sekarang," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch & Associates, di Galena, Illlinois.

Sebuah greenback yang lebih lemah membuat minyak dalam denominasi dolar lebih murah untuk mereka yang menggunakan mata uang lainnya, dan dapat mendorong investor mencari tingkat pengembalian yang lebih baik pada aset lainnya.

Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni berakhir naik 41 sen pada 112,98 dolar AS per barel, meningkat dari sesi rendah 110,15 dolar AS.

Minyak mentah AS light sweet untuk pengiriman Juni ditutup 76 sen lebih tinggi pada 98,97 dolar AS per barel, naik dari sesi rendah 95,25 dolar AS.

Bensin berjangka AS turun 5,89 sen menjadi 3,0639 dolar AS per galon, setelah jatuh hampir 26 sen pada Rabu, penurunan harian terbesar untuk bensin sejak September 2008.

Volume perdagangan, yang telah kuat selama seminggu terakhir, bertahan jauh di atas tingkat baru-baru ini, dengan perdagangan Brent 56 persen di atas rata-rata pergerakan 30-hari dan minyak mentah AS 35 persen di atas rata-rata.

Harga jatuh pada awal perdagangan, di bawah tekanan setelah Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan global dan konsumen minyak terbesar kedua China lebih lanjut memperketat cadangan wajib bank. Selain itu, data ekonomi AS yang lemah juga membebani pasar.

Pengajuan baru manfaat asuransi pengangguran di AS turun sedikit minggu lalu, tetapi secara total tetap tinggi, meningkatkan kekhawatiran tentang pasar kerja. Penjualan ritel AS pada April mencatat pertumbuhan terkecil mereka dalam sembilan bulan, dengan konsumen terjepit oleh tingginya harga di pompa bensin.

Badan Energi Internasional, penasehat untuk 28 negara-negara industri, memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini sebesar 1,5 persen menjadi 1,29 juta barel per hari, mencatat harga di pompa bensin mendekati empat dolar AS per galon mendorong warga Amerika untuk mengurangi berkendaraan bermotor.

Bank sentral China menaikkan persyaratan cadangan untuk bank komersial 50 basis poin karena mengejar kampanye untuk memerangi inflasi meskipun ada tanda-tanda awal dari perlambatan ekonomi, demikian Reuters melaporkan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011