Ny Ula menegaskan hal tersebut saat membuka Pendidikan dan Pelatihan Instruktur Partai Golkar yang diselenggarakan DPD Partai Golkar Sultra di Kendari, Kamis malam.
Menurut Ny Ula, tidak melarang kader partai untuk menyeberang ke partai lain tersebut merupakan kebijakan dari Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar.
Dengan kebijakan seperti itu, kata dia, partai Golkar akan mengetahui siapa-siapa kader Golkar yang benar-benar memiliki komitmen untuk membesarkan partai.
"Kader yang tetap bertahan di partai Golkar, adalah kader partai yang memahami ideologi partai, sedangkan mereka yang pindah partai tidak memiliki ideologi sama sekali," katanya.
Kader partai yang tidak memiliki ideologi kata Ny Ula, tidak hanya membahayakan kemajuan dan perkembangan partai Golkar sendiri, akan tetapi juga menjadi ancaman bagi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebab kader partai yang demikian itu ujarnya, lebih mementingkan kekuasaan ketimbang memperjuangkan kepentingan rakyat secara keseluruhan.
"Orang yang pindah-pindah partai itu, merupakan tipe orang yang hanya mengejar kekuasaan, bukan memperjuangkan kepentingan rakyat," katanya.
Ideologi partai Golkar kata Ny Ula sudah sangat jelas yakni Pancasila yang tidak terpisahkan dari Undang-undang Dasar 1945 yang menjadi dasar negara Republik Indonesia sekaligus menjadi falsafah bangsa.
Oleh karena itu, setiap kader Golkar harus berani membela kepentingan rakyat seperti yang diamanatkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
"Siapa pun dan dari manapun asalnya yang coba-coba menentang Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, akan menjadi musuh partai Golkar karena Golkar hanya akan membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat sesuai amanah dan cita-cita luhur Pancasila," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Sultra, Ridwan sangat menyayangkan sikap kader partai Golkar yang pindah ke partai lain.
"Kader Golkar yang pindah partai lain, itu tidak menjiwai Golkar tapi haus kekuasaan, karena pindah partai sesungguhnya hanya mengejar kekuasaan," katanya. (S032/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011