Jakarta, 12/5 (ANTARA) - Studi yang diprakarsai oleh Islamic Development Bank tentang kondisi pertumbuhan, kemiskinan dan tantangan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia menemukan bahwa kesenjangan antar wilayah di Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan sumber daya alam untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. Dukungan kebijakan dan investasi publik untuk menyediakan akses biaya rendah terhadap listrik, tenaga kerja terampil, dan hubungan regional diperlukan untuk menarik industri-industri baru.
Untuk mencapai "pertumbuhan yang seimbang dan inklusif" sebagaimana ditentukan dalam rencana pembangunan jangka menengah untuk Indonesia, dan berdasarkan pertimbangan yang mendalam dan berdasarkan sektor, Islamic Development Bank berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Strategi Kemitraan Negara-Negara Anggota (MCPS) . Kemitraan ini menekankan pemanfaatan potensi yang ada di daerah. Strategi Kemitraan Negara-Negara Anggota (MCPS) telah digunakan sebagai wahana kerja sama yang utama dengan negara anggota IDB Group. Strategi ini berfokus pada pemanfaatan potensi wilayah di Indonesia dalam empat area kerja program. Keempat bidang tersebut termasuk pembangunan pertanian dan daerah pedesaan, pendidikan dan keterampilan, infrastruktur, dan sektor swasta.
MCPS dilaksanakan sejalan dengan prioritas strategis jangka menengah 1440H seperti tercantum dalam visi Islamic Development Bank (2020) dan prioritas pembangunan masing-masing negara anggota. Kegiatan MCPs dimulai pada tahun 2010 oleh IDB bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia. Dukungan dari Islamic Development Bank akan mencakup beberapa daerah yang dipilih berdasarkan tingkat kemiskinan, peringkat IPM, iklim investasi, dan biaya pengembangan usaha, sedangkan perannya di Indonesia akan mencakup bidang keuangan Syariah, kemitraan, pengembangan kapasitas, dan berbagai permasalahan yang relevan.
Secara keseluruhan program MCPS juga selaras dengan prioritas dan strategi daerah masing-masing. Dalam prakteknya, program ini dibagi menjadi dua tingkatan: wilayah Jawa-Bali (Disebut sebagai Program Regional) dan Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi (disebut sebagai Program tingkat Wilayah).
Oleh karena itu, program MCPS mendukung pengembangan peluang yang muncul di daerah tertinggal seperti pembangunan akses antar wilayah, pembangunan daerah untuk mewujudkan kondisi perkotaan, pasokan air dan jaringan distribusi; pencapaian ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian dan pedesaan, serta dukungan untuk pengembangan sektor swasta terutama untuk UKM melalui akses murah untuk pengembangan keterampilan, ketersediaan listrik, dan investasi.
Secara khusus Islamic Development Bank Group akan mengambil manfaat dari pengetahuan institusional untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri keuangan Islam di Indonesia melalui pengembangan struktur keuangan Islam termasuk peningkatan pasar modal Islam.
Indikasi pembiayaan nasional untuk MCPS periode 2011-2014 diperkirakan berkisar antara US $ 3 - 3,3 miliar. Sejalan dengan strategi sektoral, distribusinya diperkirakan sebagai berikut: pengembangan sektor swasta akan menerima bagian terbesar dengan 34,7%, diikuti oleh infrastruktur dengan 26,3%, pendidikan dan keterampilan akan menerima 19,8%, dan pertanian dan pembangunan pedesaan akan mendapatkan hingga 17,5 %. 64% dari dana tersebut akan diberikan kepada tiga daerah yang dipilih: Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sekitar sepertiga dari total dana diharapkan akan diberikan oleh entitas IDB Group untuk pembiayaan sektor swasta.
Indonesia bergabung dengan Islamic Development Bank Group sebagai salah satu pendirinya pada tahun 1975 dan merupakan anggota dari International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dan Islamic Corporation for Insurance of Investments and Export Credits (ICIEC).
IDB Group terus menjalin kemitraan dengan Indonesia dalam mengembangkan keuangan sektor swasta, pembiayaan perdagangan untuk komoditas strategis, asuransi investasi dan kredit ekspor. Pada akhir bulan Maret 2011, IDB Group menyediakan total dana sekitar US$ 2,5 miliar USD untuk 159 kegiatan di berbagai sector termasuk perbankan Syariah, perdagangan, pertanian, infrastruktur, pendidikan, pengembangan kapasitas dan penanggulangan gawat darurat.
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011