Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta Kamis sore masih tetap tertekan hingga mendekati angka 8.550 per dolar, meski BI memutuskan mempertahankan BI Rate pada level 6,75 persen.

Keputusan BI dalam rapat Dewan Gubernur itu untuk menjaga laju inflasi bulan April 2011 dan rupiah agar stabil dalam kisaran sempit, kata Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 14 poin menjadi 8.538 dari sebelumnya 8.524 per dolar.

Edwin Sinaga mengatakan, keputusan BI itu sebenarnya sudah diantisipasi oleh pelaku sehingga posisi rupiah makin mendekati level 8.500 per dolar.

Namun pelaku pasar kemudian melakukan aksi lepas untuk mencari untung setelah empat hari lalu menguat tajam, katanya.

Rupiah, lanjut dia, juga masih mendapat dukungan positif dari luar negeri, karena ekonomi Amerika Serikat yang belum pasti sehingga mereka lebih suka melepas dolar ketimbang membeli.

Peluang itulah yang akan dimanfaatkan pelaku asing di pasar domestik untuk kembali membeli rupiah, setelah mengalami penurunan, ucapnya.

Ia mengatakan, masih ada ruang bagi rupiah untuk kembali naik, apalagi sejumlah analis optimis rupiah akan dapat mencapai angka Rp8.000 per dolar pada akhir tahun ini.

Karena itu peluang rupiah untuk menguat memang masih tetap besar, ujarnya.

Menurut dia, pengaruh positif dari stabilnya BI Rate kemungkinan bisa saja terjadi pada Jumat nanti karena pelaku pasar Kamis sore cenderung melepas rupiah.

"Kami optimis pasar masih merespon kenaikan rupiah lebih jauh," ucapnya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011