Jadi pabrik kami ditutup atau mati setelah sukses. Pabrik lain terus berkembang setelah sukses.
Jakarta (ANTARA News) - PT Bio Farma merupakan salah satu BUMN produsen vaksin yang memiliki pola industri agak aneh karena pabriknya mati setelah sukses, dan pabriknya berjalan jika banyak wabah penyakit.
"Sebagai contoh tahun 1974, Indonesia dinyatakan bebas penyakit cacar karena keberhasilan imunisasi vaksin cacar maka pabrik (produksi) vaksin cacar Bio Farma tutup. Tahun 2017 ditetapkan Indonesia bebas polio karena sukses vaksinasi anti polio maka nanti pabrik (produksi) juga akan ditutup," kata Dirut PT (Persero) Bio Farma Iskandar di Jakarta, Kamis.
"Jadi pabrik kami ditutup atau mati setelah sukses program imunisasi vaksin produksi Bio Farma. Pabrik lain terus berkembang setelah sukses," kata Iskandar yang langsung disambut gelak tawa para wartawan yang hadir pada acara media gathering "121 Tahun PT Bio Farma: Strategi Riset Menuju Kemandirian Industri Vaksin Nasional".
Namun, lanjut Iskandar, selalu ada muncul wabah penyakit baru, sehingga satu-satunya BUMN produsen vaksin itu dapat terus menjalankan pabriknya dan memproduksi vaksin baru.
"Tapi kami bukannya senang dengan wabah penyakit baru sehingga pabrik berjalan tapi sudah hukum alamnya seperti itu," kata Iskandar menegaskan.
PT Bio Farma merupakan salah satu BUMN yang sudah berkelas dunia karena produksi vaksinnya sudah diekspor ke 110 negara, selain merajai pasar vaksin di pasar domestik.
Dalam acara jumpa pers itu, Bio Farma secara resmi meluncurkan "Account social media" nya di jejaring sosial Facebook dengan akun `Info Imunisasi` dan Twitter dengan nama "?@infoimunisasi".
Salah satu tujuannya ialah ingin mendekatkan Bio Farma kepada masyarakat. Karena semua rakyat Indonesia pernah divaksin tapi tak banyak yang tahu bahwa Bio Farma itulah yang memproduksi vaksin di Indonesia.
(ANT)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011