Jakarta (ANTARA) - Penyelenggaraan ajang G20 di Bali dinilai menjadi cara terbaik untuk menunjukkan kapabilitas Indonesia kepada masyarakat internasional dalam keseriusan menangani pandemi COVID-19

Kesuksesan menghelat acara bertaraf internasional dengan tetap menjaga protokol kesehatan hingga menjaga tidak adanya kasus COVID-19 pada 9-10 Desember lalu menjadi salah satu bukti nyata kemampuan Indonesia mengatasi krisis di tengah kondisi tidak biasa itu.

“Ini kesempatan Indonesia menunjukkan kemampuan kita untuk bisa menyelenggarakan kegiatan bertaraf internasional di tengah masa pandemi,”kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Andreas Dipi Patria dalam acara virtual, Senin.

Hal itu juga bisa menjadi cara untuk membangun kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia.

Tentunya dengan peningkatan kepercayaan itu akan ada banyak aspek yang terdampak positif misalnya seperti kunjungan wisatawan asing yang mendorong pertumbuhan industri pariwisata.

Pada pertemuan Finance Track G20 di Bali yang dikomandoi oleh Gubernur Bank Indonesia Pery Wijayanto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sistem “Bubble” diterapkan pada setiap delegasi negara- negara G20 yang hadir.

Ada sekitar 80 orang dari 10 negara yang hadir di pertemuan kedua dari ajang G20 itu dan seluruhnya diminta menjalani protokol kesehatan yang ketat tidak hanya dari segi memakai masker dan menjaga jarak tapi juga hingga menjalani pengetesan COVID-19.

Setelah sampai di Indonesia, peserta G20 dari luar negeri memang tidak melakukan karantina namun peserta mendapatkan pengawasan dan pendampingan khusus dari liaison officer (LO) yang telah ditugaskan.

LO bertugas memastikan peserta itu tidak melakukan perjalanan lainnya selain dari tempat menginap menuju lokasi konferensi finance track.

Selain itu, setiap hari petugas kesehatan mengecek kesehatan peserta dengan pengetesan cepat antigen.

Sebelum kembali ke negaranya pun peserta G20 yang datang ke Bali diwajibkan menjalani tes RT-PCR sehingga memastikan tidak ada yang terpapar SARS-CoV-2.

Tidak hanya peserta G20, seluruh panitia di Bali juga mendapatkan pemeriksaan COVID-19 rutin bahkan satu pekan setelah acara selesai panitia tetap menjalani pemeriksaan tambahan.

“Dengan menunjukan penanganan COVID-19 yang baik, tentunya ini mendorong kepuasan para peserta G20. Ini menunjukan Indonesia mampu sehingga tidak ada ketakutan untuk terjangkiti COVID-19. Jadi kita sebagai tuan rumah betul- betul menjaga kenyamanan para peserta sehingga diskusi bisa berjalan dengan lancar,” kata Andreas.

Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk terus meningkatkan penanganan COVID-19 serta memastikan acara bertaraf internasional itu berlangsung lancar.

Hal itu tentunya untuk menyukseskan agenda pemulihan nasional dan internasional bisa berjalan dengan maksimal.

Baca juga: Kemenkes sebut perhelatan G20 menggunakan sistem "bubble"

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi di Sorong masih perlu didorong guna perhelatan G20

Baca juga: Kemenkes akan bahas penataan ulang arsitektur kesehatan global di G20

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021