pemerintah juga berharap Vaksin Merah Putih pada 2022 dapat digunakan untuk mendorong efisiensi dan efektivitas vaksin booster maupun vaksin reguler
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan pemerintah akan mendorong penyuntikan booster vaksin atau vaksin dosis ketiga COVID-19 mulai Januari 2022.
“Ke depan, pemerintah akan mendorong booster vaksin mulai Januari 2022, sembari memulai penyuntikan vaksin untuk anak-anak berusia 6-11 tahun, dan terus mengoptimalkan vaksin untuk kelompok lansia,” kata Ari Dwipayana dalam paparan Outlook 2022 yang dikutip di Jakarta, Senin.
Dwipayana menuturkan pemerintah juga berharap Vaksin Merah Putih pada 2022 dapat digunakan untuk mendorong efisiensi dan efektivitas vaksin booster maupun vaksin reguler.
Saat ini, Vaksin Merah Putih yang dibuat oleh anak bangsa sudah memasuki tahap uji klinis.
Menurut dia, Indonesia relatif telah berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Puncak gelombang COVID-19 untuk varian Delta terjadi pada Juli 2021 dengan 56.767 kasus per hari. Namun, hingga 10 Desember 2021, jumlah kasus per hari berhasil diturunkan drastis hingga hanya 192 kasus.
Keberhasilan Indonesia, ujar Dwipayana, juga menuai banyak apresiasi dari berbagai pihak. Salah satu apresiasi datang dari Jon Hopkins University karena Indonesia berhasil menurunkan jumlah kasus hingga 58 persen dalam dua pekan.
“Jon Hopkins University mengakui Indonesia sebagai one of the best in the world (satu di antara yang terbaik di dunia) karena berhasil menurunkan kasus COVID-19 sebesar 58 persen dalam dua minggu,” kata Dwipayana.
Saat ini jumlah penerima vaksin COVID-19 dosis pertama di Indonesia mencapai 144,4 juta orang atau 69,3 persen dari target, sementara penerima vaksin dosis 2 telah mencapai 101,1 juta orang atau 48,57 persen dari target.
Meski demikian, Dwipayana, --yang mengutip arahan dari Presiden Joko Widodo--, menyebutkan bahwa bangsa Indonesia jangan terburu-buru menganggap pandemi telah berakhir. Saat ini setelah varian Delta reda, muncul varian Omicron yang sudah terdeteksi di berbagai negara di dunia.
Dwipayana juga menyebut masih terdapat masalah global mengenai kesenjangan akses vaksin.
“96 negara berkembang belum memenuhi target vaksin 40 persen populasi yang ditetapkan WHO, di sisi lain jutaan vaksin kedaluwarsa di negara maju,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa penanganan pandemi harus bersifat komprehensif dan menyentuh seluruh lapisan global.
“Indonesia menjadi negara dengan jumlah vaksinasi terbesar ke-5 di dunia per 9 Desember 2021,” kata Dwipayana.
Baca juga: Presiden akan resmikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun Selasa
Baca juga: Indonesia terima 3,5 juta dosis vaksin Pfizer
Baca juga: IDAI: Teknis vaksinasi COVID-19 usia 6-11 tahun sama seperti remaja
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021