Naik turunya ekspor CPO dari Kotabaru sangat terpengaruh oleh permintaan pasar dan harga di pasaran," ujar Kepala Dinas Perdagangan, Penanaman Modal dan Pengelolaan pasar Kotabaru H Zainal Arifin didampingi Kabid Perdagangan eskpor Hj Ratnawati, Jumat.
Pada umumnya, produksi minyak sawit mentah beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotabaru relatif stabil, namun harga dan permintaan pasar menyebabkan ekspor CPO tidak stabil.
Dijelaskan, periode Maret volume ekspor CPO sebesar 16,21 ribu metrik ton dengan nilai ekspor sebesar 25 juta dolar AS.
Sementara Februari ekspor CPO mencapai 20 ribu metrik ton dengan nilai ekspor 24 juta dolar AS.
Sedangkan periode Januari ekspor CPO asal Kotabaru cukup tinggi yakni, sebesar 56,39 ribu Metrik ton (MT) dengan nilai ekspor sebesar 66,23 juta dolar AS.
Realisasi ekspor Januari 2011 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan periode sama 2010, yakni, sebesar 23,23 ribu metrik ton dengan nilai ekspor sebesar 16,68 juta dolar AS.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan, Penanaman Modal dan Pengelolaan Pasar, mengatakan, ke depan hasil CPO Kotabaru tidak semuanya diekspor, akan tetapi akan diolah di daerah untuk menjadi produk siap pakai.
Menurut dia, komoditi CPO belakangan ini telah menjadi produk ekspor andalan bagi Kotabaru, setelah hasil tambang batubara.
Dalam waktu tidak lama lagi, CPO Kotabaru tidak semuanya diekspor dalam bentuk minyak sawit mentah, akan tetapi akan mulai diolah menjadi produk jadi dan siap pakai, seperti minyak goreng dan yang lainnya.
Produk siap pakai akan membuka lapangan kerja baru. Dengan diolahnya produk CPO menjadi bahan jadi di Kotabaru akan memiliki nilai tambah bagi daerah, ujarnya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011