Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengatakan Jakarta Pusat adalah daerah paling rawan terjadi kejahatan jalanan selama April 2011, dengan jumlah kejadian 323 kasus.
Kasus kejahatan tertinggi terjadi di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan 60 kasus, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharudin Djafar di Jakarta, Rabu.
Baharudin menyebutkan daerah rawan kejahatan tertinggi kedua terjadi di Kabupaten Tangerang dengan 296 kasus.
Kemudian yang ketiga, Jakarta Timur dengan 253 kasus, Jakarta Barat (223 kasus), Jakarta Selatan (183 kasus), Kota Bekasi (152 kasus), Depok (133 kasus), Jakarta Utara (119 kasus) dan daerah lainnya terjadi kejahatan kurang dari 100 kasus.
Baharudin menuturkan jenis kejahatan yang terjadi meliputi pembunuhan, penganiayaan berat, pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, perjudian, pemerasan, pemerkosaan, narkoba dan kenakalan remaja dengan jumlah 1.808 kasus.
Sedangkan jenis kejahatan tertinggi adalah pencurian dengan pemberatan 537 kasus, narkoba (408 kasus), pencurian kendaraan motor roda dua (356 kasus), penganiayaan pemberatan (171 kasus), perjudian (91 kasus), pencurian kendaraan mobil (64 kasus), serta beberapa kasus lainnya kurang dari 50 kasus.
Polda Metro Jaya memetakan dan menempatkan personil di daerah rawan Jakarta Pusat, seperti di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Simpang Coca Cola, Jalan Ahmad Yani dan Senen
Selanjutnya, daerah rawan di Jakarta Utara sekitar Cilincing, Perempatan Mambo, Tanjung Priok, Jalan Perintis Kemerdekaan, Teluk Gong dan Ampera.
Daerah rawan di Jakarta Barat mencakup wilayah Cengkareng, Perempatan Grogol, Tomang, Slipi, Pesing dan Roxy.
Wilayah Jakarta Selatan meliputi Pancoran, Mayestik, Cipete Raya, Cilandak dan Pasar Jumat.
Sedangkan Jakarta Timur, seperti Pasar Rebo, Perempatan Arion dan Rawamangun, serta wilayah Bekasi yang rawan berada di Jalan Raya Bekasi, Kranji, Ujung Menteng dan Kali Malang.(*)
T014/R010
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011