Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin membantah kunjungan MPR ke Belanda dan Prancis adalah kunjungan dengan agenda bebas sebagaimana yang ditulis oleh salah satu media online.
"Jadi tuduhan bahwa kunjungan MPR ke Belanda dan Prancis (bukan Belgia) lebih banyak agenda bebasnya adalah tendensius, tanpa didukung data dan informasi yang akurat," kata Lukman kepada antaranews.com, Jakarta, Rabu.
Di samping itu, MPR tak mengenal kegiatan dengan istilah 'kunjungan-kerja' atau 'studi-banding'.
"Kunjungan ke Den Haag dan Strasbourg adalah kunjungan balasan MPR dalam rangka memenuhi undangan Parlemen Belanda (Eerste Kamer) yang sudah hampir dua tahun belum sempat dipenuhi. Demikian pula kunjungan ke Parlemen Uni Eropa adalah kunjungan balasan memenuhi undangan mereka yang telah berkunjung ke MPR sebelumnya," kata Lukman.
Dalam pertemuan dengan pimpinan parlemen Belanda, kata Lukman, MPR diterima oleh Presiden Senat dan 5 pimpinan senat dari partai besar.
"Kami membahas banyak hal, antara lain rencana kunjungan Presiden SBY ke Belanda yang batal tempo hari, persoalan WNI di Belanda dan warga Belanda yang miliki hubungan kuat dengan Indonesia, masa depan demokrasi dan umat Islam di Indonesia, beasiswa bagi pelajar kita," kata politisi dari Partai Persatuan Pembangunan itu.
Selama 2 hari di Den Haag, lanjutnya, ada dua pertemuan yang tidak diberitakan dan pertemuan itu sangat penting, yaitu pertemuan sosialisasi 4 pilar bangsa untuk kalangan seluruh staf KBRI kita dan pertemuan dialogis dengan pengurus PPI.
"Kedua pertemuan tersebut berlangsung di kantor Wisma KBRI di Den Haag pada selasa 10 Mei 2011," kata Lukman.
Delegasi MPR juga bertemu dengan Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa di Strasbourg (Prancis) dan siang hingga sorenya bertemu dengan Ketua Parlemen Uni Eropa untuk ASEAN.
"Kedua pertemuan tersebut amat penting karena Parlemen UE kini amat kuat dan berpengaruh, sementara kita kini memimpin ASEAN. Kita ingin agar Indonesia ditetapkan sebagai mitra strategis Uni Eropa sebagaimana Jepang, India, dan Cina," kata Lukman.
Setelah pulang dari Strasbourg, delegasi MPR masih akan lakukan pertemuan dengan warga masyarakat Maluku di Belanda untuk mencari solusi atas berbagai persoalan terkait dengan ke-Indonesiaan yang mereka hadapi.
(zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011