Bandung (ANTARA News) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat menilai, keputusan pemerintah mengimpor beras tidak masuk akal, karena dilakukan saat musim panen raya Januari, Februari 2006.
"Impor beras tersebut terkesan dipaksakan karena dilakukan pada saat musim panen raya," kata Ketua HKTI Jabar, Rudi Gunawan, di Bandung, Jum`at.
Selain itu, menurut Rudi, impor beras tersebut akan menimbulkan dampak psikologi yang besar terhadap petani, yakni mereka akan malas menanam baik padi maupun jenis pertanian lainnya.
Menurut dia, keputusan itu sangat tidak berpihak kepada petani dan seharusnya pemerintah konsisten membela nasib pertanian dengan membeli gabah dari petani sebesar Rp1.750/kilogram dan harga beras Rp3.530/kilogram.
Mengenai berkembangnya informasi tentang terjadi kelangkaan stok beras di dalam negeri, ia menjelaskan, saat ini bukannya terjadi kelangkaan stok beras melainkan menurunnya tingkat daya beli masyarakat.
Ia menyebutkan bahwa HKTI Jabar terus memantau masuknya beras impor ke Jabar, kendati dalam catatan pemerintah pusat, Jabar tidak termasuk daerah yang akan dipasok beras impor.
Untuk mencegah terjadi pengiriman beras secara sembunyi-sembunyi maka perlu dilakukan pengawasan di gudang-gudang milik Bulog, ucapnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006