Washington (ANTARA News/AFP) - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) tidak berencana menarik mata-mata pentingnya dari Islamabad setelah identitasnya diungkapkan oleh satu surat kabar Pakistan, kata seorang pejabat AS, Senin.
Publikasi nama itu terjadi pada saat hubungan kedua negara tegang dengan Islamabad mengeluhkan tindakan "sepihak " AS menyerang kompleks kediaman Osama bin Laden di Pakistan yang membunuh pemimpin Al Qaida itu.
"Saat ini tidak ada rencana untuk menarik kepala CIA yang ditempatkan di Pakistan itu," kata seorang pejabat AS yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.
Surat kabar Pakistan The Nation menyiarkan nama mata-mata CIA itu. Surat kabar The New York Times melaporkan bahwa surat kabar Pakistan itu mungkin salah mengejakannya, mengutip pernyataan para pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Para pejabat AS mengemukakan kepada The Times tindakan itu tampaknya bertujuan untuk merusak kerja badan intelijen Washington itu setelah serangan terhadap Osama itu.
Tetapi seorang pejabat keamanan Pakistan membantah badan intelijen itu berada di belakang pembocoran itu dan mengatakan nama itu tidak benar.
Menjawab pertanyaan bagaimana itu dicetak dalam tempat pertama, pejabat itu mengatakan:"Media Pakistan mungkin telah berusaha untuk mengetahui nama itu dan memperoleh nama yang salah dan mencetaknya. tetapi saya tidak tahu dari mana nama itu muncul."
Desember tahun lalu, CIA menarik mata-mata pentingnya di Islamabad setelah sebuah surat kabar menyiarkan nama pejabat itu.
Gedung Putih, Senin mengatakan pihaknya tidak akan "meminta maaf" atas operasi yang dilakukan terhadap kompleks tempat tinggal Osama di Abbottabad, utara Islamabad.
Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengecam serangan AS itu dan juga menegaskan negara itu punya hak untuk "membalas dengan kekuatan penuh".
CIA dan Departemen Luar Negeri menolak memberikan komentar mengenai nasib kepala CIA di Islamabad.
Tetapi juru bicara Deplu Mark Toner mengatakan kerja sama kontra terorisme dengan Pakistan adalah untuk kepentingan keamanan nasional kita."
"Itu telah memberikan hasil-hasil, hasil-hasil nyata dalam sepuluh tahun belakangan ini," katanya kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa adalah "kepentingan nasional kita untuk melanjutkan kerja sama" tetapi kami tidak selalu mufakat sepenuhnya pada setiap masalah.(*)
(Uu.H-RN/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011