Jakarta (ANTARA News) - Kekerasan dalam video game selalu menjadi topik yang hangat, tetapi sebuah game baru mulai menyulut banyak keluhan ketimbang biasanya.
Kuma Games baru saja memperkenalkan game bergenre FPS (First Person Shooter) dimana para gamer dapat membunuh Osama Bin Laden.
Setiap orang merayakan dengan caranya sendiri. Pihak Balistreris merayakan hari ibu dengan senjata plastik dan animasi tumpahan darah.
"Saya tak tahu apa yang saya lakukan, tetapi ini cukup menyenangkan," ujar Renae Balistreri, setelah memainkan sebuah game berjudul Time Crisis 4 bersama anaknya Michael.
Hal itu merupakan sebuah pengalaman ikatan ibu - anak bahwa Balistreri mengatakan hal itu menyenangkan.
"Saya tahu perbedaan antara senjata sungguhan dan sebuah game. Jika anda tetap memisahkannya, ya, saya tidak punya keinginan untuk menembak secara membabi buta di tengah jalan," kata Balistreri.
Terapis keluarga Melody brooke sepakat, setidaknya pada poin itu.
"Tak semua orang yang bermain video game menjadi penuh kekerasan," kata Brooke.
Tetapi Brooke mengatakan perang Kuma ini pada Episode 107: yang berjudul The Death of Osama bin Laden merupakan sebuah kisah yang berbeda. Dalam game itu, anda dapat bermain sebagai seorang anggota Navy Seal dan menembak bin Laden.
"Dalam sebuah cara, kami mempopulerkan orang berbahaya ini dan saya pikir itu merupakan ide yang sangat baik," kata Brooke.
Brooke mengatakan kita harus merayakan akhir dari kejahatan bin Laden, bukan kematiannya.
"Bin Laden sudah menjadi sebuah simbol. Ia membuat dirinya menjadi sebuah simbol untuk kekerasan dan terorisme. Kami ingin menghilangkan simbol itu, tetapi kenyataannya adalah ia juga seorang manusia, seorang mahluk hidup," ujar Brook.
Balistreri mengatakan mereka menyukai ide dari game itu.
"Saya mendapat kesempatan lain untuk menembak Osama bin Laden sebisa saya. Maksud saya, jika ia berada di sini. Saya akan menembaknya. Saya benci orang itu." kata Michael Balistreri, putra Renae.
Bagi Michael, hal itu bukanlah mengenai soal menembak sosok Bin Laden, tetapi apa yang kembali ia hadirkan.
"Ia membunuh ratusan orang," kata Michael Balistreri.
Lagi, setiap orang merayakan dengan cara mereka sendiri.
(Yud/S026)
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011