Malang (ANTARA News) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya Prof Nur Syam menyatakan bahwa tidak ada satu pun kampus di negeri ini yang steril dari gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
"Tak satu pun kampus di negeri ini yang bebas (steril) dari gerakan NII, apalagi kampus-kampus yang berbasis agama. Kampus-kampus yang berbasis agama inilah yang sekarang menjadi fokus gerakan NII," tegasnya di sela-sela kunjungan Presiden Islamic Development Bank (IDB) Dr Ahmad Mohamed Ali Madani di UIN Maliki Malang, Selasa petang.
Oleh karena itu, tegas Nur Syam, sudah saatnya para ulama di Indonesia melakukan "action" turun ke lapangan melakukan sosialisasi dan pendekatan-pendekatan kultural terhadap gerakan NII agar tidak sampai terjadi gerakan radikalisme.
Menurut dia, tidak hanya sosialiasi, tapi juga pembinaan kepada masyarakat luas guna mencegah gerakan radikalisme yang semakin berkembang dan meluas.
Ia mengakui keberadaan NII yang sebenarnya sudah ada sejak lama tersebut merupakan "tamparan" keras bagi semua pihak. "Tamparan ini tidak hanya bagi pemerintah, tapi bagi umat Islam dan kita semua," tegasnya.
Penyelesaian masalah NII, katanya, akarnya juga ada pada umat Islam sendiri, sebab pemerintah juga tidak bisa membubarkan NII karena NII bukan sebuah organisasi struktural. NII merupakan keyakinan umat bukan sebuah organisasi.
Namun demikian, lanjutnya, penyelesaian masalah NII ini tidak lepas dari kerja sama antara umat Islam termasuk lembaga-lembaganya, para ulama dan pemerintah.
"Yang pasti gerakan dan pendekatan kultural melalui sosialisasi dan pembinaan ini harus dilakukan secara terus menerus, agar gerakan NII tidak sampai berkembang lebih luas," tegasnya.
Sementara Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang Prof Dr Imam Suprayogo mengatakan, penyelesaian masalah NII atau pun Ponpes Al Zaytun juga harus melalui pendekatan secara menyeluruh.
"Karena di UIN Maliki ini tidak ada yang menjadi korban NII, maka tidak ada yang perlu ditangani. Namun demikian, didekati saja secara menyeluruh kalau ingin menyelesaikan dan menuntaskan gerakan NII ini, tanpa harus melalui tindakan kekerasan," ujar Imam Suprayogo.(*)
(T.E009/R014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011