Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun satu poin menjadi Rp8.551 per dolar dari sebelumnya Rp8.550.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa mengatakan, para pelaku pasar hampir tidak melakukan kegiatan di pasar, mereka hanya menungga dan melihat perkembangan pasar sejak pagi.
Akibatnya kegiatan perdagangan terlihat lesu, meski dari pasar eksternal faktor positif cukup besar mendorong pelaku membeli rupiah.
Merosot dolar AS terhadap euro dan yen sebenarnya merupakan faktor positif yang bisa mendorong pelaku pasar melakukan pembelian, namun pelaku pasar cenderung berdiam diri.
Selain itu faktor positif lainnya membaiknya bursa regional juga tidak menarik pelaku pasar masuk ke pasar, ujarnya.
Menurut dia, pelaku pasar kemungkinan sedang menunggu faktor lainnya yang cukup kuat yang muncul di pasar untuk mendorong mereka membeli rupiah.
Apalagi kenaikan rupiah yang mendekati angka Rp8.500 per dolar AS dinilai sudah cukup tinggi, ujarnya.
Ia mengatakan, stabilnya rupiah sebennyar cukup baik bagi eksportir, karena bisa menentukan harga jual produknya di pasar ekspor.
Kalau rupiah mengalami kenaikan atau penurunan yang cepat, eksportir memang kesulitan untuk menetapkan harga jualnya, katanya.
Rupiah, lanjut dia saat ini berada dalam kisaran ketat antara Rp8.550-Rp8.560 per dolar AS.
Apabila posisi itu bertahan cukup lama maka, maka anggaran pemerintah terhadap subsisi bahan bakar minyak sangat menguntungkan, ucapnya.
(T.h-CS/B008)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011