New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah harga konsumen AS naik kurang lebih sesuai dengan ekspektasi pada November ketika investor, yang telah bersiap untuk inflasi jauh lebih tinggi, bertaruh bahwa angka sebenarnya tidak akan mengubah laju kenaikan suku bunga.
Data Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (10/12/2021) menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat karena biaya barang dan jasa naik secara luas di tengah kendala pasokan untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 1982.
IHK menguat 0,8 persen bulan lalu setelah meningkat 0,9 persen pada Oktober, sementara dalam 12 bulan hingga November naik 6,8 persen, menyusul kenaikan 6,2 persen pada Oktober. Ini dibandingkan dengan perkiraan 0,7 persen dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
"Saya akan menggolongkan angka IHK tepat pada ekspektasi, tetapi pasar valas telah memposisikan untuk angka yang lebih tinggi," kata Greg Anderson, kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets.
"Pasar valas telah sangat menarik dolar AS selama beberapa bulan sehingga dengan angka (inflasi) yang masuk jinak, kita hampir keluar dari peristiwa yang dapat mendorong dolar lebih tinggi secara material sebelum akhir tahun," katanya, mencatat bahwa pertemuan FOMC minggu depan dan Pidato Powell setelah pertemuan kemungkinan merupakan peristiwa katalis dolar terakhir tahun ini.
"Biasanya investor valas mengurangi posisi untuk akhir tahun ... tindakan hari ini di mana dolar jatuh di tengah berita netral mungkin merupakan awal dari itu," kata Anderson.
Terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, dolar masuk ke wilayah negatif setelah berita tersebut dan sementara itu mendapatkan kembali kekuatan yang cukup untuk menjadi positif, dolar masih di bawah level sebelum IHK. Indeks terakhir turun 0,18 persen pada 96,0972.
Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1311 dolar AS dari 1,1288 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3257 dolar AS dari 1,3209 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7169 dolar AS dari 0,7145 dolar.
Dolar AS dibeli 113,42 yen Jepang, lebih rendah dari 113,47 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9209 franc Swiss dari 0,9244 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2728 dolar Kanada dari 1,2719 dolar Kanada.
Di tempat lain, yuan China jatuh di pasar dalam negeri dan luar negeri setelah bank sentral China (PBOC) menaikkan persyaratan cadangan valas untuk kedua kalinya sejak Juni, dan semakin tertekan ketika bank sentral menetapkan titik tengah kurs perdagangannya lebih lemah dari yang diperkirakan.
Baca juga: Dolar menguat di sesi Asia jelang data inflasi AS, yuan turun tajam
Baca juga: Dolar AS naik karena pembatasan virus corona pukul sentimen risiko
Baca juga: Aussie menguat, dolar lesu saat optimisme Omicron angkat aset berisiko
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021