Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meminta agar tidak ada spekulasi mengenai pesawat Merpati MA-60 yang jatuh di Teluk kaimana Papua pada Sabtu (7/5) lalu.

"Jangan spekulasi macam-macam sehingga kita justru tidak bisa melihat inti masalahnya," kata Hatta Rajasa usai rapat koordinasi membahas tentang sumber daya air di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, inti masalahnya adalah pesawat tersebut mengalami kecelakaan atau jatuh di Teluk Kaimana, Papua, sehingga harus diteliti apa penyebab sebenarnya.

"Inti masalahnya adalah pesawat jatuh, harus diteliti apa penyebabnya. Karena itu tunggu hasil penelitian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," kata mantan Menteri Perhubungan itu.

Direktur Utama (Dirut) PT Merpati Nusantara, Sardjono Jhony Tjitrokusumo memastikan bahwa pesawat Merpati MA-60 yang jatuh di Teluk Kaimana itu layak terbang.

Menurut dia, kondisi pesawat dan kru yang menerbangkan pesawat dalam keadaan layak.

"Jadi, bukan pesawat yang jadi masalah. Selama ini tak ada masalah, karena sesuai dengan pengecekan bahwa `air craft maintenance logbook`-nya dalam kondisi clear," kata Jhony.

Ia menuturkan, saat ini KNKT sedang melakukan investigasi penyebab pasti terjadinya musibah tersebut.

"Belum ada dugaan awal dari kami. Kita menunggu hasil dari KNKT," ujarnya.

Namun, ia memastikan bahwa pesawat tidak meledak tidak juga patah sayap. "Pesawat bisa kita dibilang tercebur ke laut karena kondissi cuaca saat itu memang sangat buruk," ujarnya.

Menurut catatan, pesawat Merpati nahas tersebut dipasok dari China Xian Aircraft pada 3 Desember 2010.

Mulai 6 Desember 2010 pesawat itu dioperasikan untuk rute Bali-Nusa Tenggara, dan selanjutkan mulai 16 Maret 2011 dialihkan menerbangi Papua, dengan rute Jayapura-Biak-Nabire-Kaimana Sorong dan sebaliknya.

"Mulai hari ini (Senin, 9/5), rute tersebut sudah kembali dilayani. Satu unit MA-60 sudah kita kirimkan ke sana," kata Sardjono.

Ia menambahkan, kecelakaan tersebut mengakibatkan jumlah pesawat Merpati jenis MA-60 sebanyak 12 unit tidak akan mengalami penundaan pengiriman dari China. Pada 19 dan 20 Mei 2011 Merpati sesuai rencana akan menerima dua unit lagi MA-60.

"Dua pesawat tetap kami terima. Tidak ada penundaan, namun ke depannya akan disesuaikan dengan rencana bisnis perusahaan," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011