Depok (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) memberi edukasi tentang Deteksi Dini Gangguan Mental Pada Anak, melalui 3 rangkaian kegiatan dan pengenalan aplikasi karya mahasiswa.
Dosen Program Studi Administrasi Rumah Sakit Ari Nurfikri dalam keterangan tertulisnya, Jumat mengatakan bahwa permasalahan kesehatan mental anak banyak terjadi, namun hal itu terlambat disadari oleh para pendamping baik orang tua, maupun guru.
"Terlebih pada anak tunarungu yang memiliki keterbatasan komunikasi, tentunya akan lebih menantang," kata Ari Nurfikri yang juga Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI).
Pada rangkaian kegiatan tersebut diperkenalkan Aplikasi Bonding, yaitu sebuah prototype aplikasi dengan fitur screening yang dapat mendeteksi gangguan kesehatan mental pada anak tunarungu. Permainan Ular Tangga Max (Ugamax) juga diperkenalkan sebagai medium untuk mendekatkan anak tunarungu dengan orang tuanya.
"Kegiatan dilakukan secara daring dan luring di SLB Negeri 11 Jakarta, dihadiri oleh para guru, orang tua serta masyarakat umum," jelasnya.
Salwa Rafilia, mahasiswa pembuat prototype Aplikasi Bonding menjelaskan Bonding adalah prototype aplikasi yang memiliki fitur screening yang dapat mendeteksi gangguan kesehatan mental pada anak tunarungu.
"Aplikasi ini memberikan fitur edukasi, yaitu informasi tentang cara mengantisipasi gangguan mental pada anak tuna rungu. Fitur screening juga dihadirkan dalam bentuk self assessment serta fitur video call dengan psikolog professional," ungkap Salwa.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Ugamax (Ular tangGa Max) merupakan permainan ular tangga yang dapat dimainkan anak dan orang tua untuk semakin saling mendekatkan diri. Selain itu, untuk meningkatkan minat belajar anak tunarungu melalui animasi 3D yang interaktif dalam mengenal benda.
Pengabdian masyarakat ini berusaha untuk memberikan edukasi, pemahaman tentang gejala-gejala gangguan kesehatan mental, cara mengatasi, serta mendorong agar para orang tua dan guru tidak segan untuk berkonsultasi kepada ahli jika mendapati gejala gangguan mental pada anaknya.
Rangkaian kegiatan itu dilakukan pada November-Desember 2021. Ketiga rangkaian kegiatan itu adalah Pendampingan Guru dan Orang Tua Siswa Dalam Mendeteksi Secara Dini Gangguan Kesehatan Mental Pada Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 11 Jakarta, Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental pada Anak di Masa Pandemi COVID-19, serta Evaluasi Pemahaman terhadap proses deteksi.
Baca juga: Vokasi UI juara umum kompetisi Artificial Intelligence
Baca juga: Dua mahasiswa vokasi UI raih penghargaan kewirausahaan
Baca juga: Mahasiswa vokasi UI juara lomba podcast nasional
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021