Jakarta (ANTARA News) - George Soros, pimpinan Soros Fund Management, membantah dirinya sebagai biang keladi krisis ekonomi Asia tahun 1998 yang di Indonesia menyebabkan lengsernya Presiden Soeharto. "Itu (tuduhan) yang betul-betul omong kosong. Saya tidak punya hak untuk menggunakan uang saya untuk kepentingan politik," katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi yang tergabung dalam Editor`s Club di Jakarta, Kamis malam. Soros yang untuk pertama kalinya datang ke Indonesia dan menyatakan terkesan dengan perkembangan Indonesia pasca krisis ekonomi mengatakan kunjungannya ke Jakarta tidak punya agenda politik terselubung. "Agenda politik saya sangat jelas. Yaitu mendorong terciptanya masyarakat yang terbuka dan demokratisasi. Di Indonesia, itu dilakukan melalui Yayasan Tifa," katanya menjawab pertanyaan wartawan. Sebagai pemilik modal, Soros mengaku hanya mencari uang. Uang yang didapatnya itu dipergunakan untuk mendukung masyarakat yang terbuka dan demokratisasi. Ia membentuk jaringan global yayasan-yayasan yang dibantunya untuk mendorong masyarakat yang terbuka (open society). Pernah mengalami masa-masa kediktatoran Nazi dan Komunis pada masa kecilnya, Soros mengaku sangat penting untuk mengembangkan nilai-nilai dari sebuah masyarakat yang terbuka, yakni nilai-nilai yang menjadi fondasi masayarakat dan demokrasi Amerika. Soros membantah berada dibelakang krisis ekonomi Asia sebagaimana yang dituduhkan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. "Mahathir adalah mesin publikasi saya. Ia telah membuat kesalahan, karena tuduhannya justeru mempopulerkan saya," katanya dalam acara yang dihadiri para tokoh pers seperti Jacob Oetama, Sabam Siagian, Emil Salim, dan Sukamdani Sahid Gitosardjono. Menurut Soros yang bisa mengontrol sistem keuangan adalah otoritas yang berwenang, sedangkan dia hanya pelaku pasar. Tanggungjawab untuk mengontrol keuangan ada pada otoritas, sedangkan dia hanya melihat dan bertindak atas dasar perkembangan pasar. "Kalau saya melihat pasar dengan baik, maka saya akan untung. Kalau saya salah lihat, saya rugi," katanya berkilah. Menjawab pertanyaan apakah dirinya puas dengan pemerintahan Indonesia sekarang ini, Soros mengatakan sebagai orang luar yang baru pertama kali ke Indonesia ia merasa senang dengan penyelesaian masalah Aceh dan penangkapan teroris yang meresahkan dunia internasional. "Saya kira dia (Presiden Yudhoyono) telah berhasil dan publik harus mendukungnya," demikian George Soros.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006