Makassar (ANTARA News) - Bentrok polisi dengan warga Desa Bontojolo, Sulawesi Selatan, Senin mengakibatkan anggota Polres Maros Aiptu Abdurrahim tewas dengan luka tikam sedangkan pelakunya ditembak mati aparat.

Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Cheppy A Supari saat dihubungi di Makassar, Senin, mengatakan warga Desa Bontojolo, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulsel telah menyiapkan peralatan saat aparat polres Maros datang untuk mengecek ada-tidaknya aliran sesat di daerah itu.

"Polisi hanya datang untuk mengecek kebenaran aliran sesat itu. Mereka sudah siap dan sempat menghadang polisi. Empat polisi diparangi. Kami sempat kaget," ucap Cheppy.

Jenazah Aiptu Abdurrahim dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diotopsi.

Selain korban tewas, dikabarkan sekitar dua orang polisi dan tiga orang warga lainnya juga sempat mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.

Berdasarkan keterangan warga setempat, bentrokan yang menyebabkan kematian anggota Polres Maros tersebut bermula ketika petugas akan mengamankan beberapa warga yang membawa senjata tajam.

Seorang warga bernama Ahad tidak terima dengan langkah aparat dan dia marah serta ung menusuk bagian perut Aiptu Abdul Rahim.

Melihat aksi brutal warga tersebut aparat kepolisian lainnya langsung melepaskan delapan peluru ke arah Ahad yang menyebabkan warga tersebut tewas di tempat.

Dari informasi sementara, peristiwa berdarah itu terjadi di Kelurahan Raya, Desa Bontojolo, Kecamatan Turikale, Senin, pukul 13.19 wita bermula ketika Ahad dan kawan-kawan baru saja pulang melakukan aksi dari DPRD Maros.
(KR-HK/D009)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011